CORAK INGSANG TERHADAP PARIWISATA KAMPUNG BETING




TRADISI CORAK INGSANG TERHADAP  PARAWISATA DI KAMPUNG BETING PONTIANAK TIMUR KALIMANTAN BARAT
Khorizil Mujahidah


A.      Pendahuluan
Sejarah berdirinya kota Pontianak, dimulai dari peristiwa tatkala Syarif Aburahman Alkadri yang menjejakkan kakinya di tepian pertemuan Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak pada pagi hari Rabu, 23 Oktober 1771. Ditandai dengan speninggalan sejarah seperti Istana Kerajaan Kadriah. Selain Istana Kadriah peninggalan sejarahnya juga ada berupa Masjid Jami serta adat istiadat budaya melayu yang masih kental salah satunya yaitu batik yang bermotif corak insang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui apa itu corak insang. Sebagai Ciri khas daerah yang memiliki corak yang berbeda di Kalimantan Barat dengan Daerah lainnya. Budaya ini menarik perhatian oleh parawisata ketika berkunjung di Kampung Beting saat ada acara berlangsung. Beberapa Wujud kebudayaan baik yang bersifat material dan non material seperti bangunan bersejarah, tradisi dan adat istiadat mayarakat lokal. Faktor-faktor yang menjadikan adanya tradisi corak insang tersebut ialah adanya nilai-nilai yang terkandung didalamnya sehingga perlu penulis membahas nilai-nilai tersebut
Hasil dari penelitian tradisi corak insang kampung beting memiliki sesuatu yang beda yakni sebagai memiliki keunikan yang khas dalam suatu budaya. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai-nilai sejarahnya, keunikan, daya tarik dan kelangkaan yang masih terjaga mulai dari bangunan Keraton Kadriah, Masjid Jami, budaya perkampungan beting salah satunya yaitu corak insang yang ada di kampung beting.  Dalam hal ini sikap masyarakat dan pemerintah mempunyai respon untuk mendukung pengembangan potensi tradisi beberapa budaya yang ada di kampung beting Pontianak Timur Kalimantan Barat.
B.       Pembahasan
1.      Gambaran Umum Kampung Beting
Kampung beting merupakan sebuah kampung tradisional yang terletak dipinggiran sungai Kapuas, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak Kalimantan Barat. Menurut catatan sejarah, kampung ini memiliki ciri khas sejarah yang khas sebagai asal usul perubahan Kota Pontianak. Sejarah berdirinya kota Pontianak, dimulai dari peristiwa tatkala Syarif Aburahman Alkadri yang menjejakkan kakinya di tepian pertemuan Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak pada pagi hari Rabu, 23 Oktober 1771. Ditandai dengan peninggalan sejarah seperti Istana Kerajaan Kadriah. Selain Istana Kadriah peninggalan sejarahnya juga ada berupa Masjid Jami serta adat istiadat budaya melayu yang masih kental salah satunya yaitu batik yang bermotif corak insang.
Masyarakat penduduk kampung beting terdiri berupa suku melayu yang sangat kental. Dilihat dari tatap muka ketika berkunjung terlihat seperti Suku Melayu dan Dayak. Menurut Informasi yang dihasilkan bahwa masyarakat ada yang menyatakan dirinya bersuku Melayu Bugis. Dan ada yang berpendapat bahwa suku di kampung beting terdiri dari Suku Melayu dan Dayak.
Sumber poto: perumahan kampung beting
Kampung beting terdiri dari 7 kelurahan, satu kecamatan yang terdiri dari 420 RT, dan 120 RW. Dan jumlah KK Sebanyak 467 yang terdiri dari 1260 penduduk. Dulunya kampung beting ini terdapat debu dan rumah yang terbuat dari batang kayu.namun, sekarang penduduknya campur yang terdiri dari keturunan arab,melayu dan dayak yang ada di sekitar kampung beting.
Mata pencaharian mayarakat yang ada di Kampung beting terdiri dari pedagang yang berjualan di pinggiran Sungai Kapuas (pasarnya) yang terletak Strategis yang tidak terlalu jauh dari Istana Kadriah dan Masjid Jami. Ada yang berjualan diperkampungannya langsung disetiap dekat Rumah warga biasanya warung-warung, baik warung bahan makanan pokok, makan langsung, bahkan kedai kopi yang tersedia di Kampung tersebut. Kemudian ada bermata pencaharian sebagai mencari penumpang untuk menyebrangi Sungai Kapuas dalam memenuhi kehidupan sehariannya. Serta potensi masyrakat yang mempunyai potensi dalam pembuatan batik yang mempunyai corak bermotif corak insang.
Agama yang terdapat dikampung beting tersebut ialah Mayoritas Islam. Namun, yang bertempat tinggal di daerah tersebut dan beberapa orang dayak dan cina yang tidak terlalu banyak dibandingkan melayu yang mayoritas islam. Sehingga agama Islam disana cendrung lebih kuat dan budaya agama Islam masih ada sampai sekarang ini.
2.      Tradisi Corak Insang di Kampung Beting
Corak ingsang merupakan kain batik yang memiliki salah satu warisan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Jenis dan corak batik tradisional lebih banyak. Tetapi corak dan variasinya sesuai dengan filosofi budaya yang beragam di masing-masing daerah. Salah satunya motif corak insang yang ada di Pontianak Kalimantan Barat. Namun dalam pengembangannya ada kendala yang dihadapi oleh designer batik di Kalimantan Barat yaitu membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatannya
Corak insang ini merupakan kain Khas Tradisional yang ada di Kalimantan Barat termasuk Kampung Beting. Kain ini biasanya digunakan untuk melengkapi tradisi Tradisional dalam acara-acara tertentu seperti acara pernikahan,acara keraton bahkan untuk menyambut tamu. kain ini juga biasa dipakai oleh para orang-orang Keraton Kadriah baik untuk acara pertemuan antara sesama keraton yang ada di Kalimantan Barat, bahkan sebagian ada orang untuk memakai kain tersebut dalam kehidupan sehariannnya. Untuk perempuan digunakan dengan baju Kurung sedangkan laki-laki digunakan untuk telok belanga serta tanjak untuk dipakai pada acara-acara tertentu.
Khas telok belanga corak insang juga biasa dipakai saat menerima tamu. memakai kain telok belanga kain corak insang dengan sopan santun mempunyai nilai yang menjunjung tinggi saat ketika menerima tamu bagi orang yang mendapat tugasnya. Dan harus mengetahui dan pandai memilih mana tamu yang datang dengan menempatkan pada sap yang mana. Tamu yang datang harus sesuai dengan ketokohan ataupun strata sosial dari undangan yang datang.
Beberapa jenis motif corak insang yang ada antara lain Insang Berantai,Insang Bertangkup, Insang Delima, Insang Awan, Insang Berombak dan Insang Bertapak Besar. Motif corak insang ini bukan hanya pada pakaian saja namun biasa digunakan juga untuk tas, dompet,sandal,sepatu serta aksesoris lainnya yang menggunakan motif corak insang.

Sumber Fhoto: wawancara rumah pak odenk
Saat ini, mulai dari pegawai negeri sipil bahkan sampai murid sekolah menggunakan pakaian bercorak insang ini. Bahkan, Corak ini menjadi Identitas Kota Khatulistiwa. Bahkan beberapa designer dari Kota Pontianak mulai memadu-padakan corak insang ini kedalam design pakaiannya dan dipmerkan pada tingkat nasional hingga internasoinal.
3.      Nili-nilai yang Terkandung dalam Tradisi Corak Insang
Nilai-nilai yang terkandung dalam corak insang yaitu :
1)      Nilai Profesional, yaitu nilai budaya yang mempunyai kemampuan berkarya dalam sebuah kesenian yang mempunyai keahlian yang tinggi suatu pekerjaan.
2)      Nilai pengetahuan, yaitu memahami arti dari sebuah budaya yang mempunyai ide dalam pembuatan kain yang mempunyai berbagai corak yang akan dituangkan.
3)      Nilai kebersamaan, yaitu nilai  bahwa mereka mempunyai suatu kebudayaan yang akan satu persatuan dalam suatu kebanggaan bagi yang memakai tradisi.
4)      Nilai keahlian, yaitu bagaimana cara dia melukis dan membuat suatu motif.
5)      Nilai keunikan, yaitu nilai yang mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakan dengan yang lainnya. Contohnya : corak insang ini beda dengan daerah lainnya.
6)      Nilai kesenian, yaitu nilai visual atau dilihat mempunyai keindahan.
7)      Nilai sopan santun, yaitu nilai bagaimana cara bertata krama yang baik dengan orang lain.
C.       Penutup
Kampung beting merupakan sebuah kampung tradisional yang terletak dipinggiran sungai Kapuas, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak Kalimantan Barat. Menurut catatan sejarah, kampung ini memiliki ciri khas sejarah yang khas sebagai asal usul perubahan Kota Pontianak.
Tradisi Corak insang merupakan kain Khas Tradisional yang ada di Kalimantan Barat termasuk Kampung Beting. Kain ini biasanya digunakan untuk melengkapi tradisi Tradisional dalam acara-acara tertentu seperti acara pernikahan, kain ini juga biasa dipakai oleh para orang-orang Keraton Kadriah baik untuk acara pertemuan antara sesama keraton yang ada di Kalimantan Barat, bahkan sebagian ada orang untuk memakai kain tersebut dalam kehidupan sehariannnya. Untuk perempuan digunakan dengan baju Kurung sedangkan laki-laki digunakan untuk telok belanga serta tanjak untuk dipakai pada acara-acara tertentu baik untun menerima tamu ataupun yang lainnya. Nilai kesenian sebagai keindahan serta nilai sopan santun bsertata krama yang baik terhadap orang lain
Nilai-nilai tradisinya yaitu berupa nilai keprofesionalan dalam sebuah karya motif corak insang itu tersendri, nilai pengetahuan atau ide yang terkandung didalamnya,nilai kebersamaan sebagai persatuan,nilai keahlian serta nilai keunikan yang berbeda dengan daerah lainnya, Nilai kesenian sebagai keindahan serta nilai sopan santun bertata krama yang baik terhadap orang lain.


D.      Referensi (Sumber data):
Awaluddin, biasa dipanggil pak odenk berumur (33 thn) wawancara tradisi dan nilai corak insang, tgl. Wawancara 9 desember 2017
Syekh Usman sebagai Imam masjid Jami kampung beting berumur 54 tahun, gambaran umum kampung beting , tanggal wawncara Minggu,05 Nevember 2017
Junaidi efendi sebagai katua RT Kampung Beting, wawancara  jumlah penduduk  kampung , pada tanggal 06 November 2017



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LOGIKA BERFIKIR (MANTIQ) TA'RIF ATAU DEFINISI

ULUMUL QURAN "ILMU FAWATIHUS SUWAR" (PEMBUKA SURAH-SURAH)

ADAB DAN SYARAT MUFASSIR