KISAH PERJALANANKU MENITI JEMBATAN RISERT
NARASI PERJALANAN KAMPUNG RISET LIMA DI
DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH, SAMBAS
Oleh : Anang Bustami
Nama saya
Anang Bustami, saya merupakan salah satu putra kubupaten sambas yang mana saya
memang asli berasal dari kabupaten Sambas, saya lahir di sebuah desa yang
terdapat di salah satu kecamatan yang ada di Sambas yaitu kecamatan tebas. Nama
desa tempat saya lahir dan tinggal adalah Desa Batu Makjage, di dusun Sebebal
Nunuk pada tanggal 19 Juli 1997.
Saat in saya sedang menjalani masa
Mahasiswa, saya kuliah di Institut Agama Islam Negri (IAIN) Pontianak, sekarang
sudah meranjak pada semester lima. Saya mengambil jurusan Ilmu Al-Quran dan
Tafsir (IAT) di Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah (FUAD). Selain itu saya juga
merupakan salah satu anggota Club Riset IAIN Pontianak, dan salah satu kader
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) As-Salam IAIN Pontianak.
Berbicara soal riset, saya mulai
menggelutinya pertama kali sejak bergabung di Club Menulis Mahasiswa Bidikmisi
yang dibimbing oleh Dr. Fatmawati, M.Ag pada tahun 2016 lalu. Kemudian ketika
ada informasi tentang kampung Riset yang diadakan oleh LP2M IAIN Pontianak aka saya
sangat tertarik ingin mengikutinya. Pada saat itu tahun 2017 sasaran lapangan
yang akan diriset adalah Kabupaten Kapuas Hulu dan Alhamdulillha saya lolos
untuk berangkat ke sana. Setelah semua itu berlalu maka pada tahun ini
(September 2018) saya juga masih mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan
kampong riset yang diadakan oleh LP2M IAIN Pontianak.
Berbicara soal kampung riset, ini merupakan
salah satu program unggulang yang harus diadakan oleh LP2M IAIN Pontianak,
selain program KKM,KKL, DAN PPL. Program Kampung Riset ini akan menghasilkan
beberapa buku yang bersifat sosial dan budaya lokal yang ada di Kalimatan Barat
yang mana data yang di input dari daerah-daerah yang ada di Kalimantan Barat
seperti di kabupaten kayong utara, daerah sukadana dan pelapis, Kabupaten
Kapuas hulu daerah kecamatan Jongkong, Bunut, Piasak, Selimbau, pengkadan,
lanjak, dan Badau, kabupaten kubu raya derah tanjung saleh, dan kabupaten Sambas,
kebetulan kampung riset yamg kelima ini tempatnya di Sambas khususnya di ekor pulau
Borneo yakni desa Temajuk kecamatan Paloh kabupaten Sambas.
Dalam buku catatan perjalanan kampung riset
yang kelima ini saya akan mengisahkan perjalanan yang saya alami dari kegiatan
ini, dimulai sejak tersebarnya informasi tentang pendaftaran kampung riset
lima, mempersiapkan berkas dan mengisi formulir pendaftaran, perasaan hati
ketika melihat informasi kelulusan mengikuti kampung riset lima, mengikuti
pembekalan keberangkatan, persiapan keberangkatan dan komunikasi kelompok, hari
H Keberangkatan, perjalanan menuju lokasi, sampai ke lokasi tujuan, melakukan
adaptasi lingkungan, pencarian data dan menikmati asset wisata yang ada di
lokasi penelitian, serta memaparkan betapa indahnya dan asrinya desa temajuk
yang ada di kecamatan Paloh kabupaten Sambas.
Pertama, awal saya Mengetahui Ada Informasi
Akan Diadakannya Kmpung Riset Lima yang mana tujuannya kali ini adalah desa
Temajuk yang mana daerah yang belum pernah saya kunjungi walaupun masih dalam
satu Kabupaten, yakni Sambas. Setelah saya mengetahui adanya kegiatan tersebut
saya langsung mempersiapkan diri untuk bisa ikut dalam kegiatan tersebut.
Tentunya langkah awal yang saya lakukan adalah mengambil formulir pendaftaran
kampung riset lima di kantor LP2M. pada saat itu, ketika saya masuk ke kantor LP2M
dan ingin meminta formulir pendaftaran maka pak Mursam yang memberi saya
formulir pendaftaran tersebut. Setelah dapat formulir sayapun kembali pulang ke
Mahad Al-Jamiah IAIN Pontianak.
Setelah membaca persyaratan yang tertera di
formulir pendaftaran, maka saya pun segera Mempersiapkan Berkas Pendaftaran
tersebut dengan penuh semangat, dan tentunya dengan harapan berkas diterima dan
bisa lolos ikut kampung riset tersebut.
Pada pertengahan Agustus 2018 saya pun
menerima informasi tentang Pengumuman Kelulusan Sebagai Peserta Kampong Riset
Lima dan Alhamdulillah saya lolos dan bisa ikut kampung riset lima di Temajuk.
Saat mengetahui bahwa saya lolos betapa senang hati ini dan sangat kebetulan
sekali yang saya ketahui bahwa Temajuk yakni tempat yang akan kami riset nanti
adalah salah satu tempat yang sangat bagus dan indah yang ada di kabupaten
Sambas dan sangat dekat dengan negara Malaysia karena daerah perbatasan
Indonesia-Malaysia khususnya di pulau Borneo.
Pembekalan (01 September 2018)
Pada hari Sabtu, tepat pada tanggal 01
September 2018, saya dan seluruh peserta kampung riset lima yang lolos dalam
sleksi sebagai peserta mengikuti sekaligus Menghadiri Pembekalan Kampung Riset
Lima, pada saat itu kami semua berkumpul di ruangan Rektorat lantai 4. Dalam
acara pembekalan itu kami diberi pengetahuan tentang bagaimana riset
dilapangan, sistem penelitian lapangan, bagaimana cara mencari sumber data,
teknik wawancara dan lain sebagainya mengenai riset lapangan sampai pada cara
menetapkan judul tulisan. Pada saat itu pemateri yang hadir pertama Dr.
Yusriadi, kemudian bapak Dr. Ibrahim. Setelah diberi pengetahuan sebagai bekal
untuk melakukan riset, kami pun membagi kelompok dan langsung berkumpul dengan
dosen pembimbing saat terjun kelapangan nanti pada saat turun meriset.
Kebetulan saya pada saat itu berada di kelompok tiga (3) dibawah bimbingan pak
Didi Darmadi. Adapun teman-teman saya dalam satu kelompok adalah Ryan Fernanda
(PAI), Rendi Wandera (PAI), Randu Prima (MADA), Juharis (EI), Puspita Ariyati
(PAI), Balqis Muliya Isnaini (PAI), Hazizah (MADA), Emilia (MADA), Khatijah,
Tuti Alawiyah, Dewi Purnama Sari (PBA), Faninnurbani (KPI). Mereka adalah teman
satu kelompok saya, dan mereka mempercayakan kepada saya untuk menjadi ketua
kelompok tiga.
Sehari setelah pembekalan untuk menuju
kampung riset, kamipun mendapatkan buku Panduan
Riset dan Seragam Kampung Riset Lima dan langsung diberikan oleh panitia
pelaksana di kantor LP2M.
Keberangkatan (08 September 2018)
Hari itu, saya sangat semangat mengemaskan
barang-barang yang ingin dibawa menuju desa Temajuk, dan Packing barang-barang perlengkapan untuk
satu minggu di Temajuk apa saja yang dapat dimanfaatkan pada saat penelitian
itu tak lepas dari ingatan saya kala itu, seperti membawa alat tulis lengkap,
alat perekam, power bank, dan juga Leptop untuk dapat langsung menulis pada
saat di lokasi nanti. Saya sudah selesai mengemaskan barang-barang bekalan
sejak sore, namun berangkatnya jam 10 malam..
Saat itu, kami yang ditempatkan di desa
Temajuk untuk riset berangkat pada malam hari. Perjalanan Malam Hari menuju
Temajuk penuh dengan semangat, walaupun banyak teman-teman yang sudah tertidur
di dalam Bis karena kami mulai berangkat itu jam 10 malam sehingga wajar teman-teman
ketika dalam perjalanan sudah banyak yang ngantuk dan tertidur. Akan tetapi
saat itu saya tidak merasa ngantuk, apalagi teman-teman disamping saya duduk
adalah teman-teman yang gokol, mereka adalah M.Farhan Maulana (BKI), Aris (KPI)
dan Ridwan (EI), mereka adalh teman bercanda dan sekaligus teman ngobrol selama
perjalanan walaupun pada akhirnya kami juga merasa ngantuk karena sudah terlalu
larut malam.
Entah jam berapa saya tertidur pada saat
perjalanan tersebut, namun tiba-tiba Bis berhenti, ternyata Istirahat
perjalanan untuk makan di Pasir Panjang Singkawang. Mungkin supir bis sedang
lapar, heheee…
Tapi bagus juga istirahat kala itu, karena
banyak dari teman-teman yang kebetulan lapar da nada juga yang kebelet untuk
buang air. Setelah bis berhenti, kami semua turun dari bis, ada yang langsung
menuju WC, ada juga yang langsung pesan makanan, da nada juga yang hanya pesan
kopi panas. Pada saat itu saya memang terasa ingin sekali buang air kecil, dan
tidak menunggu lama, saya langsung menuju WC, setelah selesai lega sekali
rasanya.
Saat kembali kedepan, teman-teman sudah
banyak yang pesan minuman pana, dan saya kala itu hanya membeli coffe botol
yaitu Coffe 78, ini memang kesukaan saya ketika mealukan perjalanan jauh. Hee
Setela kira-kira setengah jam kami berada
di warung makan tersebut, kami pun kembali menaiki bis dan melanjutkan
perjalanan, dan pada saat itu, saya sambung lagi tidurnya , zzzz….
Mungkin saking enaknya tidur di perjalanan,
sampai-sampai saya baru bangun ketika itu saat bis sudah memasuki daerah
sambas, dan sudah dekat lagi menuju Sekura. Setelah Sampai Di Sekura kami pun
semua turun dari bisa dan melaksanakan Sholat Subuh Berjamaah di masjid yang
dekat dengan dermaga penyebrangan sekura menuju Paloh. Setelah melaksanakan
sholat subuh berjamaah, kami semua ada yang melanjutkan tidurnya didalam
masjid, da nada juga yang langsung menuju warung kopi yang sudah buka saat itu.
Hmmm… rernyata memang benar rezeki itu dijemput harus pagi-pagi. Saat menuju
warung di tepi dermaga penyebrangan, saya melihat sesuatu yang saya kenal, dan
benar ternyata saya melihat motor salah satu teman saya saat di Pontianak Amka
namanya, ternyata dia juga pulang ke kampungnya yakni paloh di waktu yang
bersamaan dengan saya dan rombongan ingn meuju temajuk. Kami di dermaga sekura
ini cukup lama, soalnya kapal Very untuk penyebrangan mulai berjalan itu pada
pukul 07.00 pagi, sehingga kami menunggu ada kisaran 2jaman. Sambil menunggu
kapal very berjalan dan bekerja, kami sempat ngobrol-ngobrol dengan kakek-kakek
yang menjual petai saat itu, beliau berjualan petai keliling menggunakan
sepeda. Yah pada saat itu saya sangat sangat sadar bahwa bagaimana pun
keadaannya kita tidak boleh putus asa dalam berusaha, seperti kakek tersebut,
subuh-subuh awal sudah mengayuh sepeda dan berjualan keliling desa. Singkat
cerita, kami juga sedikit mengabadikan moment tersebut dengan mengambil gambar
dan dengan bebagai gaya dan style.
Yah,, telah tiba saat yang di
tunggu-tunggu, yakni naik kapal very untuk mnyebrang menuju paloh dari dermaga Penyebrangan
Sekura sampai ke Paloh. Pada saat itu, sudah banyak mobil-mobil dan kendaraan
motor yag mengantri untuk menyebrang, sehingga pada saat itu bis kami terpaksa
harus menyebrang pada gelombang kedua namun kami tetap pada penyebrangan karena
kapal very mempunyai dua lantai dan kami saat itu naik di lantai duanya. Bahkan
saya sampai naik keatas kapal dan melihat pemandangan pagi hari di daerha penyebrangan
tersebut dari atas kapal. Dan pemandangan yang saya lihat sangat indah, mungkin
karena suasana keaslian pedesaan dan suasanya sungai yang kami sebrangi saat
itu masih tenang dan daerah selitar pun sangat damai dan tentram.
Setelah sampai di seberang, kami pun turun
dari kapal very dan istirahat duduk sebentar di warung terdekat, namun warung
tersebut masih tutup sehingga kami hanya duduk-duduk disana. Karena bis yang
kami naiki masih diseberang sana, jadi kami nuggu di tempat warung tersebut lumayan
lama. Pada saat itu, saya melihat kakek yang pertama saya dan teman-teman ajak
ngobrol ketika masih disebtang dermaga sekura, dan saya lihat kakek tersebut
sudah mulai menaiki sepedanya, namun saya hentikan dan saya berniat untuk
membeli dua ikat petai yang kakek tersebut jual. Dan tidak lama setelah itu,
pak Didi Darmadi juga datang menghampiri saya dan menyusuh membeli dua ikat
lagi petai yang kakek tersebut jual. Yah… pada perjalanan selanjutnya say sudah
membawa empat ikat petai yang siap kami masak nanti ketika sudah sampai di
Temajuk. Perjalanan dari penyebrangan sekura Menuju Desa Ceramai ini sungguh
sangat menantang, karena jalan yang dilewati sudah tidak semulus perjalanan
Pontianak sampai ke sambas. Dengan jalan yang penuh dengan lobang dan susunan
batu yang besar-besar membuat jalan bis oleng-oleng dan kadang-kadang bis
sampai meloncat, huh.. sungguh perjalanan yang seru bukan .. heheee
Setelah kurang lebih dua jam perjalanan
dengan kondisi jalan yang tidak mulus dan penuh dengan lobang-lobang, akhirnya Sampai
di Ceramai dan Menyebrang sungai yang ke dua kalinya. Namun untuk kali ini
kapal penyebrangannya unik, yakni kapal very kayu, yah memang kreatif sekali
manusia sekarang, sehingga alat penyebrangan mobil dan bis pun juga sudah
dibuat dari kayu seperti kapal-kapal biasa namun kapal ini desainnya layaknya
kapal very besi namun dengan ukuran yang mini yang mana hanya bisa menampung
tiga mobil pribadi dan satu Bis besar. Dan beberapa kendaraan bermotor, yaa
dengan penumpang-penumpangnya tentunya.. heheee
Tak terasa
hari pun sudah semangkin cerah, dan panas matahari sudah semangkin menyengat
dikulit, sehingga kondisi paa saat didalam bis kala itu sangat panas seperi
dimasukkan kedalam oven kue, hehee. Namun kami semua sangat menikmati itu. Pada
saat sampai di desa cermai, saya pun mengambil gambar untuk diabadiaka. Sebelum
melanjutkan Perjalanan dari Ceramai menuju desa Temajuk, pada saat menuggu
teman-teman yang lain sampai dan menaiki bis, kami semua melihat segerombolan
monyet (kara’ bahasa sambasnya) di tepi jalan tempat diman bis kami berhenti.
Pada saat itu teman-teman un langsung turun dan memangginya, yah saya rasaa itu
monyet asli hutan desaa cermai dan tidak dipelihara oleh seseoang.setelah
kia-kira sepuluh menit menunggu dan teman-teman didalam Bis pun sudah merasa
sangat kepanasan akhirnya kami pun langsung bergerak menuju desa temajuk. Dan
satu agi, pikiran saya saat itu, temajuk sudah tidak jauh lagi tapi ternyata
masih lumayan sangat jauh,. Namun apapun itu perjalannya sangat kami nikmati
walai kondisi jalan yang layaknya kami ini naik oleng-oleng dan dihempaskan
sana-sini saat berada didalam bis. Hari semangkin siang dan matahari semangkin
terik menyengat, sudah mulai terasa haus didalam kerongkongan, pada saat itu
untung ada satu teman yang masih menyimpan cadangan air dalam satu botol besar
sehinga sya bisa minta dan minum. Perjalana terus berlanjut, melewati jalan
berdebu kebetulan pada saat itu kondisi sedang panas-panasnya dan jalan pun
masih menggunakan tanah kuning belu diaspal, ada juga melewati jalan berpasir,
dan selama perjalanan sedikit sekali.menemukan rumah warga akan tetapi saya
banyak menemukan rumah sarang wallet yang dibangun dikawasan kosong tersebut.
Setelah melewati perjalanan yang cukup
panjang hingga pada akhirnya kami pun Sampai di Desa Temajuk, ketika itu jam
telah menunjukkan pukul 13.22 siang, ketika itu saya langsung mengabadikan
gambar sampainya kami serombongan di desa temajuk. Perasaan lelah letih
perjalanan tidak terasa lagi, ketika itu kami semua mengemaskan barang-barang
yang dibawa dan langsung membagi dan memindahkan barang-barang sesuai dengan
barang-barang kelompok masing-masing. Setelah itu, kami langsung menuju tempat
penginapan pada saat itu kami ditempatkan di perumahan guru yang ada di dusun
Maludin perbatasan antara dusun Camar Bulan dan dusun Maludin.
Saat itu kami kelompok tiga mendapatkan
satu perumahan guru yang kosong tidak ada penghuninya, yahh seperti biasa,
ketika tempat tidak ada prnghuni ya kita harus pandai membersihkannya agar enak
untuk tinggal didalamnya. Tapi itu tidak menjadi masalah untuk kami semua, kami
dengan penuh semangat membersihkan perumahan itu hingga siap untuk dijadikan
best cam kelompok 3, lenfap dengan peralatan memasak dan bumbu dapurnya.
Setelah semuanya siap, barulah saya pergi
ke tempat penginapan yang perempuan, untuk memanggil anggota kelompok yang
perempuan agar mereka ke best camp kelompok 3. Karena blum ada makanan yaa
mereka kami suruh masak. Dan kebetulan pada saat itu kelompok lainpun belum ada
yang beres perlengkpan masaknya sehingga pada saat itu kami masak untuk tiga
kelompok dan makannya bersama-sama di posko kelompok 3. Baik itu para dosen
pendamping dan pembimbing, maupun teman-teman kelompok dari kelompok 1 dan 2.
Sambil teman-teman masak, ada yang langsung menumpang mandi ke tetangga
sebelah, karena sangat lumus dan lusuh sekali, setelah itu, barulah teman-teman
melaksanakan sholat zuhur kemudian disusul dengan sholat asar. Saya merasa
ketika selesai melaksanakan sholat asar baru plong dan tenang hati. Setelah
sholat, kami semua langsung ke penginapan dan ternyata makanan sudah hampir
siap untuk disajikan,. Tidak begitu lama menunggu, kami pun segera berkumpul
dan makan bersama, karena perjalanan jauh tampak dari wajah teman-teman itu
wajah-wajah orang yang sedang kelaparan, heheeee.
Seperti biasa, setiap selesai makan, pasi
bawaannya pada mau santai-santai. Nah kami juga sama sambil mengistirahatkan
badan yang lumayan capek, karena baru terasa capk ketika sudah istirahat dari
aktivitas. Tidak terasa begitu lama, matahari pun sudah mulai terbenam, saat
itu penginapan kami belum terpasang listrik, sehingga masih menggunakan senter.
Panitia baru mempersiapkan kabel beserta lampu yang akan dipasang disetiap
penginapan di masing-masing kelompok. Saat itu karena saya ketua kelompok tiga,
jadi saya yang mengurus masalah lampu dan memasang lampu di penginapan, walau
dibantu oleh pak Didi Darmadi dan Pak Takin. Setelah isya penginapan kami sudah
terang benderang karena sudah ada lampu.
Malam itu, tepatnya jam 21.30 Malam kami
kelompok tiga melakukan Breafing Kelompok, yang mana isi dari breafing ini
adalah membahas tentang menemukan data awal yang akan djadikan foku penelitan
saat dilapangan selama empat hari
kedepan. Pada breafing ini dipimpin langsung oleh pak Didi Darmadi selaku dosen
pendaamping Kampung Riset 5 di desa Temajuk. Alhamdulillah, breafing kali ini
tidak terlalu lama, karena semuanya juga paham, semua pasti sangat lelah karena
mempuh perjalanan panjang dari Pontianak hingga sampai ke Temajuk, Paloh,
Sambas.
Setelah breafing, kami pun mulai merebahkan
tubuh dan yang cewe-cewe pulang ke penginapannya. Karena walaupun satu kelompok
bukan berarti tidurnya juga harus satu penginapan antara laki-laki dan
perempuan.
Saya tidak tau persis jam berapa saya
terlelap tidur, yang pasti saat itu saya bangun subuh jam 04.50. hmmmm… kalau
berjamaah pasti telat, tapi kala itu saya sholat di penginapan saja bersama
temansaya, Riyan, Rendi, Randu dan Juharis. Disuasana yang masih segar, masih
pagi, kami berinisiatif untuk memasak air panas dan membuat kopi biaar tidak
tidur lagi setelah bangun subuh. Makan untuk sarapan pagi belum ada, karena
para cewe-cewe kelompok tigakan tidak tinggal bersama, namun pada jam 06.10
pagi mereka berdatangan ke posko 3 dan masak-masak untuk sarapan pagi kelompok.
Pada saat itu, saya langsung berinisiatif
untuk segera mandi takut banyak yang antri. Saya mandi di perumahan sebelah,
bang Arianto nama pemilik perumahan tersebut,
saya langsung mandi dan bergegas siap-siap dengan segala peralatan untuk
turun riset perdana di hari pertama mencari data. Namun sebelumnya kami semua
sarapan pagi dahulu agar tenang saat brkelana mencari data selama seharian kala
itu.
Saat itu hari pertama mencari sumber data, Senin
10 September 2018 saya berangkat bersama dua rekan saya, yaitu Randu dan
Juharis. Pada saat pertama keluar dari penginapan, kami langsung menuju kearah
dusun Camar Bulan, karena suasana masih pagi, banya kami temukan anak-anak yang
sedang berangkat sekolah, baik itu SD, SMP, bahkan SMA. Mereka rata-rata menggunakan sepeda motor
saat menuju sekolah. Pada hari itu, hal ang pertama saya lihat adalah adanya
pusat penambangan tanah di kawasan gunung yang ada di desa tmajuk. Dan saya
lihat disebelah kanan jalan terdapat sebuah warung kecil dan tampak ada empat
orang bapak-bapak yang sedang bercakap-cakap. Kemudian kami bertiga (termasuk
Juharis dan Randu) meuju warung tersebut dan menyapa bapak-bapak tersebut dan
ikut santai bersama mereka. Pertama-tama ketika tiba di warung kecil tersebut,
kami dipersilahkan untuk duduk di kursi yang ada, kemudian saya mulai menyapa
bapak yang sya lihat tampak menggunakan seragam dinas seorang guru. “bapak guru
ya, di desa temajuk ini?? Ngajar SMP atau SMA” saya bertanya. Lalu bapat
tersebut menjawab “iya saya guru disini, saya mengajar SMP”. Kemudian saya
memperkenalkan diri, bahwa nama saya Anang Bustami, dari kampu IAIN Potiana, da
nasal daerah saya Tebas dan orang sambas juga. Setelah itu disusul teman saya
yaitu randu yang dar ketapang, serta juharis dari jawai, sambas. Ketika itu,
bapak pemilik warung memperkenalkan diri bahwa namanya Jihar (38) kemudian
bapak yang saya Tanya pertama tadi namanya pak Sirandi (51) dan teman disamping
bapak itu namanya pak Gunadi (52). Pak sirandi dan pak Gunadi ini merupaka guru
di SDN 16 Paloh yang ada di desa Temajuk. Dari keterangan pak Sirandi tadi lah
melalui obrolan singkat di warung keil itu, saya mendapatkan inspirasi utuk
menulis dan meneliti tentang Guru Ngaji yang ad di desa Temajuk.
Setelah kurang lebih satujam kami ngobrol
di warung kecil tersebut, kami pun bertolk menuju kantor desa Temajuk yang ada
di dusun Cama abaulan dekat dengan Dermaga Pantai Camar Bulan. Dari warung
tempat kami petam singgah, menuju kantor desa membutuhkan waktu sekitar 15
menit berjalan kaki. Tentunya selama perjalanan tersebut kami mengabadikan
momet yang berharga seperti ini dengan mengambil gambar. Foto-foto menggunakan
Hp dan dibantu dengan alat tongsis untuk selfie. Heheee
Sebelum sampai di kantor desa Temaju, kami
melewati pertigaan jalan yang mana di tenah-tengah pertigaan tersebut terdapat
tugu desa temajuk, kecamatan paloh. Dengan desain dan warna lelambangkan
Indonesia banget pokonya. Dan tidak lupa, kami berfoto juga disitu. Setelah
itu, barulah kami menuju kantor desa. Setelah sampai di kantor desa, kami pun
dipersilahkan masuk dan langsung disambut oleh ibu bendahara desa, saya kia buk
bendaharaa ini sudah menikah ternyata masih gadis. Erisa namanya dan baru
berusia 25 tahun dan baru selesai S1 di jurusan Ilmu Quran dan Tafsir IAIS
Sambas. Wah.. saya pikir senior saya ini, dan saya pun bercerita mengenai
kampus dan jurusan saya dengan buk bendahara. Singkat cerita saya memanggilnya
jadi pakai kakak. Heheee.
Di kantor desa ini kami bertujuan untuk
meminta data Monografi desa Temajuk beserta Profil desa, namun sayang untuk
profil desa sedag dalam pembuatan sehingga
yang kami dapat adalah data monografi desa tahun 2018. Namun saya rasa
itu sudah sangat cukup, karena data sudah dapat. Tak lama kemudian kepala desa
pun datang ke kantor. Pak Munziri namanya. Ketika itu, kami hendak pulang dan
melanjutkan pencarian data kami minta foto bersama dahulu dengan pengurus yang
ada di kantor Desa temajuk termasuk kepala desa dan staf-staf yang sudah hadir
di kantor pada saat itu. Setelah selesai foto bersama, kamipun pamit undur
diri, untuk melanjutkan pengembaraan.
Namun setelah itu, saya jadi tertarik untuk
ke dermaga pantai Camar Bulan, dan pada saat itu air di pantai masih surut
sehingga di tepi pantai Nampak karang-karang kecil bertebarab disepanjang
pantai. Namun sekali lagi tentunya mement ini tetp diabadikan dengan mengambil
gambar menggunakan kamera hp.
Tidak terasa, hari semangkin siang, dan
ketika kami di dermaga, ada teman-teman yang lain datang. Saya lihat itu adalah
Farhan dkk. Sangat menyenangkan sekali, karena bisa beramai-ramai bermain
dipantai. Ketika itu, kami berniat menyelusuri pantai dengan berjalan kaki
bersama-sama disepanjang perjalanan kami selalu mengabadiak moment dengan
berfoto bersama. Tak lama kemudia kami sampai pada home stay pantai camar
bulan, ada beberapa rumah kecil yang berwarna warni ditepi pantai. Dan ada juga
karangan bunga yang membentuk kalimat I LOVE YOU, ada sepeda hias, ayunan
cinta, ada pintu langit, dan ada juga payung Bali untuk santai di tepi pantai.
Lagi-lagi moment ini kami abadikan dengan for bersama.
Setelah dari pantai, kami langsung menuju
wisata Rumah Tebalik Yang Lagi Viral di medsos khususnya bagi kalangan yang
suka wisata dan traveling. Biasanya orang-orang jika ingin masuk kedalam rumah
itu bayar Rp. 25.000,00. Namun pada saat itu kami di gratiskan karena kami
adalah mahasiswa yang sedang meneliti di desa temajuk sehingga penjaganya
menggratiskan kami masuk. Dan tentunya, hal ini adalah yang pertama saya alami
dan rasakan. Sebelumnya hanya mendengan cerita dan melihat foto-foto
teman-teman yang sebelumnya pernah ke sini dan akhirnya saya juga sampai di
Temajuk dan gratis lagi disetai dengan tujuan riset sambil wisata.
Setelah puas foto-foto dan keliling wisat
ini, kami pun beranjak pulang karena hari semangkin siang. Kala itu pada jam
13,10 siang di depan masjid Jamiatul Ummah, kami semua langsung masuk dan
mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat zuhur berjamaah dengan
teman-teman yang belum sholat. Karena pada waktu adzan zuhur kami masih dalam
perjalanan pulang. Sehingga sholat zuhurnya bersama teman-teman saja.
Setelah sholat, mulai diantara kami yang
merasakan lapar, akhirnya kami pun langsung menuju warung makan terdekat, dan
kebetulan didekat masjid Jamiatul Ummah tersebut banyak warung-warung makan
yang buka sehingga kami langsung menuju kesana dan makan siang. Saya makan
siang bersama Randu dan Juharis dan ak tau teman-teman yang lain makan dimana
tapi yang pasti setelah kami keluar dari rumah makan, kami dapatkan teman-teman
sudah di café yang ada wifinya. Sayapikir mereka lagi wifian, dan memang
ternyata benar, yaa maklum saja di Temajuk sangat sulit aringan Internet
apalagi para pendatang seperti kami banyak yang menggunakan kartu yang biasa
digunak di Pontianak, yaa wajar saja tidak bisa internetan karena di temajuk
jaringannya masih tidak ada.
Kami nyantai di café tersebut cukup lama,
apalagi ada hujan lokal kayaknya sehingga kami tak bergeming dari tempat duduk
masing-masing. Dan akhirnya tiba juga masuk waktu Asar, kami langsug menuju
masjid yag sama yaitu masjid jamiatul Ummah, karena masih dekat dari tempat
kami santai.
Setelah sholat asar, kami agak bingung mau
cari data atau melanjutkan jalan-jalan atau mau mandi kepantai sambil nunggu
sunset. Namun yang pastinya kami secara bergerombola sama-sama menuju pantai dan
santai di dermaga sambil menikmati angina pasang air pantai. Semagnkin matahari
mau tenggelam, semngkin dalam juga air pantai pasang dan akhirnya air pantai
sudah sampai batas akhir dimana kami semua langsung turun ke tepi pantai dan
bermain-main. Pada walnya hanya bermai-main pasir dan lama kelamaan kami semua
mandi dan bermain di pantai sampai waktu sanset tiba. Lagi-lagi moment ini kami
abadikan bersama dengan mengambil gambar menggunakan kamera Hp. Hari pun
semangkin mau gelap, kami memutuskan untuk segera kembali ke penginapan sebelum
matahari tenggelam dan waktu maghrib tiba.
Setelah selesai mandi dipantai, kami semua
pulang menuju penginapan, dengan kondisi baju yang serba basah. Namun ini
menjadi cerita tersendiri untuk kami saat itu, dan akhirnya sampai ke
penginapan sebelum tibanya waktu sholat maghrib dan kami masih sempat mandi dan
bilas dan bersiap untuk menuju surau Al-Falah dusun Maldin untuk melaksanakan sholat
maghrib. Walaupun suraunya lumayan jauh, kami berjalan kaki menuju surau
tersebut. Setelah sholat kami pun pulang dan saat tiba di penginapan, tampak
para cewe-cewe sedang mempersiapkan makanan untuk makan malam bersama.
Setelah makanan siap, kami semua makan
malam brsama-sama. Dan setelah makan, kami istirahat sebentar saat itu waktu
isya sudah sampai dan kami memutuskan untuk sholat isya di penginapan saja.
Karena aka nada breafin yang keduamengenai laporan hari ini dan data apa yang
sudah didapat. Pada saat breafing kedua ini, saya memaparkan data yang sya
peroleh beserta sumber data yang akan ditemui esok harinya, dan juga saya sudah
menenukan kerangka tulisan dan judul tulisan.
Setelah semua pembahasan selesai kami semua
pun beristirahat dan segera tidur untuk mempersiapaka nenergi buat besok karena
sudah fokus dengan penelitiannya masing-masing.
Saya juga kurang tau jam berapa saya mulai
tertidur pulas, yang pastinya saat itu terjadi hujan yang cukup deras sehingga
kami sangat nyenyak tidurnya. Sampai-sampai jam 05,05 subuh baru bangun dan
bergegas cuci muka dan ambil air wudhu kemudian sholat.
Masih dengan aktifitas yang sama, setiap
pagi pastinya membuat kopi unutk menyegarkan mata dan menghangatkan suhu tubuh.
Pada jam 06-10 pagi, baru para cewe-cewe kelompok 3 datang dan masak unutk
sarapan pagi dihari yang kedua. Saya juga sebelumnya sudah langsung menumpang
mandi di tetangga sebelah.
Untuk kran air berjalan dengan lancar di
penginapan kami saat itu ketika pada hari selasa sore, karena para panitia
sudah membeli alat-alat untuk mengalirkan air, seperti paralon, selang dan kran
air, beserta ember besar sebanyak dua buah ntuk menampung air.
Pada hari kedua saya memburu nara sumber, tepat
pada hari Selasa 11 September 2018. Orang yang saya temui adalah bang Arianto
selaku pengajar TPA di surau Al-Falah dusun Maludin dan kebetulan rumahnya
disamping penginapan kami sehingga unutk narasumber pertam ini tidak ada
kendala sedikitpun. Dan berjalan dengan lancar selama proses wawancara. Namun
pada hari ini saya hanya mendapatkan satu data saja, karena para narasumber
yang dikunjungi rumahnya sedang tidak ada dirumah sehingga saya hanya
bejalan-jalan saja karena tidak menggunakan motor pada saat itu waktu habis
diperjalanan, akan tetapi saya merasa senang karena pada hari itu tepat sekali pada
perayaan bulan satu Muharram, sehingga dirumah warga yang saya kunjungi selalu
ada makanan dan ketupat. Salah satunya saya berkunjung kerumah buk Jamilah
dirumahnya saya makan lontong, kemudian setekah itu saya berkunjung kerumah buk
Kepik dan ternyata beliau tidak ada dan yang ada hanya suaminya, dan tidak jadi
lagi untuk wawancara namun makan ketupat sudah pasti dengan sambal goring ikan
teri dan kacang menjadi teman makan ketupat yag angat enak. Pada intinya hari selasa
ini adalah hari yang sangat menyenangkan dan hari yag penuh dengan makanan.
Ketika singgah di warung, maka orang warung menyuguhkan ketupat lagi sehingga
taka da habis-habisnya makan padah hari selasa ini. Karena memang, jika pada
hari satu muharram orang-orang di desa membuat perayaan dengan sua cita
menyambut awal tahun bulan arab atau tahun Hijriah (1440 H). Namun sekali lagi
saya ungkapkan pada hari ini intinya saya banyak kehabisan waktu di perjalanan,
karena jarak yang jauh menuju rumah narasumber dengan berjalan kaki.
Hari ketiga kunjungan tempat wisata
sekaligus penelitian, Rabu 12 September 2018. Pada hari ini saya dengan penuh
semangat untuk menemukan data yag terbaru mengenai seputar guru ngaji dengan
mewawancarai narasumber yang memang sekaligus sebagai seorang guru ngaji. Pada
hari ini saya berinisiatif untuk meminjam motor bang Arianto untuk menemui
narasumber di kediamannya, dan Alhamdulillah bang ariaanto meminjamkan motornya
sampai sebelum masuk waktu zuhur, karena ketika zhur ia harus pergi mengajar
dan menggunakan motor. Yah tidak apalah, yang penting ini akan saya manfaatkan
sebaik-baiknya. Saat itu, saya tidak sendirian, karena ada Riyan Fernanda yang
menemani saya saat membeuru data. Tidak membuang-buang waktu lagi, saya dan Riyan
langsung menancap gas dan menuju rumah narasumber pertama di hari ini yang akan
diwawancarai. Kami pun langsung menuju kerumah mak Ndak atau buk Azmie namanya
beliau adalah guru ngaji perempuan yang pertama saya wawancarai. Tidak jauh
dari tempat penginapan kami. Rumah buk Azmi begitu sangat sederhana dan didepan
rumahnya ada warung kecil. Saya mewawancarai beliau lebih kurang 30 menit
mengenai masalah mengajarkan anak-anak membaca Al-Quran dan mengenal huruf-huruf
hijaiyah dari pengalamannya mengajar sampai kepada harapan untuk kedepan baik
bagi murid itu sendiri maupun untuk masyarakat dan para orang tua murid.
Setelah mendapatkan informasi dan daa yang
saya kira cukup maka saya memutuskan untuk kembali menjumpai narasumber yang
ketiga, yaitu buk Juahara, dan rumah beliau ini tidak jauh dari rumah buk Azmi.
Hanya kira-kira 100 meter saja.
Kali ini saya masih sangat beruntung,
karena buk Juhara masih berada di rumah dan belum berangkat menuju kebun
ladanya. Untuk kali ini saya juga lumayan berpanjag lebar mengobrol dengan
beliau, sambil bertanya mengenai aktivitas beliau mengajar ngaji dan sampai
seterusnya. Beliau juga bercerita bagaiman kehidupannya sebelum-sebelumnya dan
ktika ia mengungkapkan bahwa selama ia mengajar ngaji di desa temajuk ini yang
lebih kuran sudah 5 tahun beliau merasa rezeki selalu lancar, kondisi tubuh
selalu sehat sehingga ia sangat senang mengajarkan anak-anak mengaji,.
Setelah wawancara dan bercerita yang cukup
panjang lebar, maka saya dan riyan pun pamit undur diri guna untuk mencari
narasumber yang ke tiga. Dan perlu dikeahui buk juhara aalah guru ngaji
perempuang yang kedua yang saya wawancarai.
Perjalanan selanjutnya kami kembali menuju
rumah buk kepik yakni juga merupakan seorang guru ngaji perempuan, namun sayang
beliau juga tidak ada dirumah. Oleh sebab itu kami memutuskan untuk langsung
menuju tugu NKRI desa Temajuk. Dengan perasaan yag lumayan bahagia karena sudah
mendapat dua narasumber pagi hari ini, saya dan riyan dengan hati yang gembira
diatas motor menuju tugu NKRI desa Temajuk. Setelah tiba di tugu, kami singgah
diwarung kopi didekat tugu tersebut. Dan melihat dua orang bapak-bapak sedang
ngobrol, dan sya melihat salah satu dari mereka lagi membuka kitab-kitab klasik
yang nampaknya sudah tua kitabnya. Dan ketika saya dekati ternyata benar, yang
bapak tesebut pegang adalah kitab Kerukunan yang masih tetuliss dengan
menggunakan huruf arab melayu. Dan langsung saya Tanya, nama bapaknya ternyata
namanya Wajidi tapa dan berasal dari Jawai sarang burung usrat. Cerita punya
cerita, ternyata beliau juga adalah salah satu guru ngaji juga, yak kebetulan
sekali saya langsug mewawancarai beliau mengenai seputar guru ngaji.
Selanjutnya saya pun berniat menyusun kembali kitab yang berantakan susunan
urutannya. Dan akhirnya berhasil saya susun dan terdapat beberapa halaman
memang yang hilang dan tidak ada dalam susunan kitab tersebut.setelah semuanya
selesai, ada niat dalam hati saya untuk mengambil foto di tugu NKRI desa
Temajuk tersebut, maka saya dan Riyan pun berfoto besama. Setelah foto-foto
tidak terasa hari semangkin siang, dan saa ingat bahwa motor akan dipakai oleh
sebab itu kami bergegas untuk pulang. Dan Alhamdulillah ketika sampai ke
penginapan pas sekali bang Ariyanto ingin berangkat mengajar TPA. Alhamdulillah
hari ini dapat tiga narasumber gumam saya dalam hati.
Pada hari ini, dari siang sampai sore saya
hanya beristirahat dari setelah zuhur hingga asar, namun ketika setelah asar,
saya minta antar kepada bang Oji untuk menuju dusun sempadan atau sering
disebut daerah Takam. Dan ingin melakukan wawancara disana, namun pada hari itu
hujan turun dengan derasnya sehingga saya hanya bisa berteduh dirumah teman
sekaligus adek kelas saya dahulu sewaktu di pondok pesantren Yasti Singkawang.
Fikri namanya. Dia mempunyai dua abang yang satu pondok juga dengan saya, abang
nya yang satu seumuran saya Agus Santino namanya dan abang nya yang lainnya
kakak kelas saya, Wiki Handri namanya. Dirumah merekalah saya berteduh dan
sempat ketiduran karena memang saat itu hujan deras dan mata pun mengantuk
hingga saya ketiduran. Ternyata memang
benar pepatah orang-orang dahulu, perbanyak teman maka banyak juga rezeki.
Dirumah teman saya ini saya diajak makan dan setelah sholat maghrib saya
diantar ke penginapan dengan menggunakan sepeda motor.
Pada saat saya sampai di pnginapan ternyata
listrik sedang mati, jadi gelap sekali rasanya, untung Hp teman-teman
masing-masing memiliki senter, da nada juga senter dan lampu cas untuk
penerangan sementara.
Taklama kemudian listrik pun hidup dan
lampu kembali menyala sehingga menjadi teranglah posko kelompok 3. Pada kali
ini kami akan briefing kembali mengenai informasi dan data yang didapat,
masing-masing dari teman-teman menyampaikan laporan dan saya sendiri merasa
tenang karena hari ini saya mendapatkan tiga narasumber dan data yang didapat
lumayan banyak.
Setelah briefing kami semua langsung
merebahkan badan namun ada juga yang membua leptop dan mengetik sedikit tentang
perjalanan hari ini, namun yang cewe-cewe langsung pulang ke penginapan mereka
yang tidak jauh dari tempat kami. Dan terasa sekali mata saya sangat mengantuk
dan saya pun mulai memejamkan mata, terakhir sebelum saya tidur saya melihat
jam sekitar 23.15 “sudah hampir setengah dua belas ternyata” gumam saya.
Keesokan harinya Kamis 13 September 2018,
kali ini kami tidak telat bangun subuh, namun kami sholat di penginapan karena
ada pak H. Rustam yang bangunin dan adzan. Kami semua bergegas bangun dan
mencuci muka dan mengambil air wudhu kemudian sholat berjamaah dan pak H,
Rustam yang mengimami kami. Setelah sholat, saya dan temansaya juharis dan
randu mengupas ubi kayu untuk digoreng sebagai teman minum air kopi dipagi
hari. Saya dan randu focus kepada menggoreng ubi kayu, sedangkan juharis dia
membuat kopi. Sambil menunggu anak dare kelompok 3 datang untuk masak. Heeee
Setelah sadar, ternyata air galon kami
sudah habis, yaa mau tidak mau saya harus mencari air galon di subuh awal
seperti itu, dan sya langsung meminjam motor bang Arianto untuk pergi membeli
air galon, untungnya ada warung yang sudah buka waktu itu dan saya tidak
pusing-pusing mau beli dimana air galon.
Setelah pulang dari membeli air galon, saya
pun bersiap-siap untuk mandi karena hari ini jadwalnya saya akan berkunjung ke
SMPN 16 Paloh desa Temajuk. Rencananya kami akan mengadakan kampanye menulis.
Tidak terasa memang hari ini adalah hari
keempat kam iberada di desa Temajuk. Pagi hari jam 07.10 saya dan teman saya
Riyan dan Rendi berangkat menuju SMPN 16 Paloh, desa Temajuk unduk mengadakan
kampanye menulis. Kami menggunakan sepeda motor dan bonceng tanjal tiga, untung
tidak dibilang cabe-cabean. Kami menjalankan tugas ini dengan penuh semangat
dan dengan harapan yang positif. Setelah sampai di SMPN 16 Paloh, desa Temajuk
kami langsung menuju ruang kantor dan menemui salah satu guru dan meminta izin
untuk mengadakan kampanye menulis. Alhamdulillah pak guru tersebut menerima
kedatangan kami. Tanpaa dimintai surat tugas dan lain sebagainya. Setelah kami
menyampaikan tujuan dan maksud kedatangan kami, maka kami dipersilahkan masuk
di kelas IX karena kebetulan saat itu guru yang mengajar tidak masuk kelas.
Pertama-tama saya dan eman-teman perkenalan dahulu dengan murid-murid, kemudian
saya menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kami semua ke sekolah, lalu saya
mengarahkan adek-adek yang ada di kelas tersebut untuk menulis sauatu tentang
desa Temajuk dan bebas mau menulis tentang apa. Saya dan teman-teman memberi
mereka waktu 30 menit untuk menulis apa yang meekaketahui tentang temajuk. Kami
tidak hanya menyuruh mereka menulis saja, akan tetapi tulisan mereka yang bagus
dan menarik akan kami beri hadiah dberupa unag untuk jajan saja, dan akan kami
pilih dua tulisan yang menarik dan mendapat hadiah.
Setelah kampanye menulis selesai, kami pun
berpamitan dengan murid dan guru yang ada diruangan kantor guru, setelah itu
kami pun pulang ke penginapan.
Setelah sampai ke penginapan, saya baru
ingat bahwa hari ini saya ada janji dengan teman saya untuk pergi ke dusun
Sempadan, daerah Takam. Karena saya belum dapat narasumber dari daerah sana,
dan tak lama kemudian tiba teman saya menjemput untuk berangkat ke Takam. Ternyata
teman saya sudah dua kali ke penginapan untuk menjemput tapi saya tidak ada di
penginapan karena masih di SMP.
Tak berpanjang lebar lagi, saya dan teman
saya, Wiki Handri namanya langsung menuju Takam dan menemui narasumber yang
diinginkan, yakni guru ngaji yang akan diwawancarai. Saat itu, saya bertemu
dengan Makde Hamila, beliau adalah sosok guru ngaji yang sudah lama mengajar di
Dusun sempadan daerah Takam. Saya cukup lama berdialog dengannya, sambil
bertanya dan menggali data yang saya inginkan. Setelah semuanya lengkap dan
tidak ada yang ingin ditanyakan lagi, saya juga tidak berpanjang lebar. Takut
jika semangkin lama nanti akan mengganggu aktifitas makde, yang mana saat itu
beliau lagi mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat kue guna menyambut
kedatangan saudarinya yang pulang dari Haji.
Setelah wawancara dengan makde hamila
selesai, saya dan Wiki berniat untuk berkunjung ke Melano Malaysia. Kebetulan
saya juga belum pernah kesana, maka berangkatlah kami menuju telok Malano
Malaysia. Sungguh pengalaman yang luar biasa yang saya dapatkan hari itu,
karena bisa menginjakkan kaki di negara Malaysia, walaupun masih satu pulau dan
satu daerah, namun ketika msuk kedaerah Malaysia sangat berbeda sekali rasanya.
Mungkin ketertiban yang ada di Malaysia jauh lebih tinggi, sampai-sampai Pohon
karet yang ada di Malaysia ditaman dengan susunan yang teratur beserta tempat penampungan
getah nya pun seragam, sangat berbeda dengan yang ada di daerah kita.
Setelah sampai ke Melano, saya hanya
mengabadikan gambar di dermaga pantai dan tempat yang bagus disekitar pantai.
Pada saat itu air laut masih surut sehingga jauh sekali dari tepian pantai.
Karena pada siang hari air laut memang masih dalam keadaan surut.
Setelah merasa cukup dengan suasana di
Melano, maka kami berpindah tempat menuju telok serabang, nah disini juga saya
kembali mengabadikan moment dengan berfoto. Lokasi telok serabang lumayan jauh
dari pada telok malano.
Hari sudah semangkin siang, dan kebetulan
saat itu karena hanya berdua keseruan jalan-jalannya agak kurang dapat sehingga
saya dan teman saya memutuskan untuk pulang ke Temajuk lagi.
Setelah sampai dirumahnya teman saya,
(wiki) kamipun langsung melaksanakan sholat zuhur, pas kebetulah waktu zuhur
telah tiba. Kami sholat di Masji Al-Ikhlas yang berada tepat di depan rumah
teman saya tersebut. Setelah sholat, saya dipinjamkan motor olehnya untuk
pulang kepenginapan. Saya langsung bergegas menuju penginapan yakni posko
kelompok tiga dengan menggunakan sepeda motor yang wiki pinjamkan. Sebelum
sampai ke penginapan kelompok tiga, saya sempatkan diri untuk mampir di
penginapan kelompok satu, ternyata disana tidak ada teman-teman, rata-rata
pergi entah kemana saya jugaa tidak tahu, namun saya lihat ada Hazizah dan
Emilia disan, dan ternyata mereka lagi istirahat. Akan tetapi ketika saya
menghampiri, saya mngajak hazizah untuk pulang ke penginapan. Karena kebetulan
kami merasa lapar dan akhirnya hazizah pun mau ikut pulang ke penginapan dan
Emilia tinggal di pos satu karena kecapean dan dia ingin istirahat. Setelah
sampai ke penginapan, saya lihat sepertinya penginapan sedang kosong, saya
bertanya-tanya “pergi kemana teman-teman” gumam saya dalam hati. Tapi ya
sudahlah, karena saya sedang lapar waktu itu, saya langsung menuju dapur dan
masak apa yang ada di dapur, dan yang ada hanya indomie Sarimie isi 2. Itulah
yang saya masak. Saat itu hazizah hanya duduk didepan pintu sambil duduk
bersandar di dinding. Saat saya sedang memasak mie, tiba-tiba datang dua teman
sekelompok dengan kami, yaitu Tuti Alawiyah dan Khatijah. Rupanya mereka juga
baru sampai dari mencari data penelitian dan ketika sampai di penginapan merasa
lapar, yah.. kebetulan sekali sehingga pada saat itu momennya adalah makan
karena lapar berjalan keliling mencari data. Akan tetapi, saat itu hanya saya
dan Hazizah yang langsung makan. Karena setelah makan kami ada rencana untuk
pergi ke pantai Maludin pantai batu Nenek, kebetulan kendaraan juga ada.
Setelah makan selesai dan menenangkan
kampung tengah sebentar karena baru diisi full, saya dan Hazizah langsung
berangkat menuju pantai Batu Nenek. Setiba disana, ternyata pantai masih sangat
kering. Air laut belum pasang, sehingga kami hanya bisa foto-foto di pantai
yang banyak dipenuhi dengan batu karang. Ketika lagi serunya meniti berjalan
diatas batu karang, saya melihat seperti ada jejak kaki manusia yang datang
sebelum kami berdua datang di pantai batu nenek ini, dan banya ksekali jejak
kaki ketika kami berjalan diatas pasir yang bertujuan akhir di pulau kecil yang
ada batu besar-besar disekitarnya. Yah,, saya katakana itu pulau kecil jika
pada saat air laut pasang. Akan tetapi jika air laut surut maka akan tampak
seperti bukit batu yang berada 300 meter kearah laut dari garis pantai.
Setelah selesai mengabadikan moment di
pantai Batu Nenek, saya mengajak Hazizah menuju pantai JLO. Dan dia juga mau
untuk ikut, sebelumnya saya berfikit jejak telapak kaki yang ada di pantai batu
Nenek yang saya lihat itu adalah jejak kaki dari teman-teman yang tadinya
dipenginapan tidak ada mereka, mungkin mereka jalan-jalan kesini. Dan tidak
berpanjang lebar, saya dah Hazizah langsung menuju tempat memarkirkan motor
agar segera bisa menyusul teman-teman ke pantai JLO. Namun sangat lucu memang,
niat hati ingin cepat eh.. tiba-tiba kok terasa lupa dimana menyimpan motor
sehingga waktu cukup terkuras habis karena bolak-balik kesana-kemari mencari
motor, sampai-sampai hazizah bicara kepada saya, “aduuh.. anang ! dimana sih
tadi nyimpan motornya ??” saya jawab, “tadikan kita parker disini”. Karena
saking kesalnya, saya melihat ada ayunan dibawah pohon, dan berniat untuk duduk
sejenak, eeehhhh… keliatan juga motor yang sya parker tadi, ternyata motornya
terlindung batu besar dan kami salah naik dari pantai menuju daratan tempat
menyimpan motor. Saat itu kami berdua tertawa sejadi-jadinya karena sempat
kesal motor itu tak kelihatan.
Setelah menemukan motor, saya dan Hazizah
langsung berangkat menuju pantai JLO. Singkat cerita, tibalah kami disana, dan
hal yang pertama saya lihat adalah ada fila diatas pohon kayu dan letaknya
diatas bukit, saya pun langsung naik keatas dan ternyata ada banyak teman-teman
dibawah yang hendak naik keatas vila. Jadi benar perkiraan saya tadi,
teman-teman tidak ada di penginapan ternyata jalan-jalan ke pantai, dan
menggunakanberjalan kaki . sungguh kuat mereka berjalan. Saat itu ternyata pak
Didi dan Pak Takin juga ikut bersama mereka. Berkumpullah kami beramai-ramai
dan pak Takin menyuruh kam iuntuk berfoto di tepi pantai, dan selanjutnya kami
berfoto diatas Batu besar di tempi pantai, sambil menikmati air pantai mulai
pasang.
Pada saat itu saya belum ada niat untuk
mandi di pantai, karena waktu sholat asar belum tiba. Karena saya lebih senang
dan tenang mandi ketika sudah selesai sholat asar. Setelah tiba waktu sholat
asa, saya langsung menuju vila yang ad di tepi pantai, dan minta izin kepada
pemilik untuk menumpang melaksanakan sholat asar, syukurlah karena pemilik
mengizinkan saya untuk menumpang melaksanaakan sholat asar di vila miliknya. ….
Setelah sholat asar, saya langsung menuju ke tepi pantai, dan menuju tempat
santai diantara pohon ditepian pantai tersebut karena teman-teman bergumpul
disana.
Tepat pada jam 16.00 sore, teman-teman yang
berangkat menuju pantai JLO yang menggunakan jalan kaki mulai untuk pulang ke
penginapan, tak terkecuali dengan Pak Didi dan PakTakin, namun pak didi saya
antar sampai ke jalan yang bisa mobil menjemput, yakni di depan gerbang selamat
datang id pantai maludin Temajuk, serta sebagian teman-teman juga saya antar
agar tidak lama Pak H. Rustam menunggu teman-teman.
Setelah selesai antar jemput teman-teman,
saya dan teman-teman yang tersisa langsung menuju pantai kembali , kali ini
kami langsung mandi di pantai yang mana pantai JLO itu bening sekali airnya
tidak keruh. Setelah lebih kurang 30menit kami mandi, akhirnya kam memutuskan
untuk pulang ke penginapan, karena sudah terlalu sore dan matahari juga hampir
terbenam di ufuk barat.
Oleh karena pada awalnya saya berangkat ke
pantai JLO ini berdua dengan Hazizah menggunakan motor, maka pulangnyapun bersama-sama,
namun kami pulang dari pantai JLO ini tidah hanya berdua, tetapi bersama
teman-teman yang sama-sama menggunakan motor saat itu. Mereka adalah Farhan,
Misriadi, Khorijil dan teman-teman lain karena kami menggunakan tiga buah motor
saat itu.
Setelah sampai ke penginapan, saya lagsung
mandi dan setelah itu melaksanakan sholat maghrib. Disela-sela waktu sampai
menjelang waktu isya, saya beristirahat sebentar dengan meebahkan badan
ditempat tidur, dan ketika waktu sholat isya tiba saya dan teman-teman sholat
berjamaah di penginapan.
Tak lama kemudian, para cewe-cewe kelompok
tiga datang kepenginapan karena mereka harus masak untuk makam malam. Telah
Nampak dari wajah teman-teman itu sedang lapar semua karena seharian
jalan-jalan ke pantai , mandi di pantai dan lain sebagainya.
Setelah masakan sudah siap, kami semua
makan malam bersama, namun seperti biasa pasti laki-laki duluan makan malamnya
setelah itu baru yang cewe-cewe makan. Karena untuk serentak semuanya tempat
tidak cukup.
Setelah makan malam, seperti biasa pastia
ada briefing malam untuk melaporkan sejauh mana data yang didapat dan sudah
berapa banyak tulisan yag di garap selama empat hari berada di Temajuk. Dan
tetap pak Didi Demadi selalu memimpin briefing malam karena beliau adalah dosen
pembimbing kami selama dilapangan. Dalam briefing kali ini, semua teman-teman
sudah melaporkan 90% data yang didapat dan siap untuk diolah mejadi tulisan.
Setelah briefing selesai, pada jam 21.50 saat itu, teman-teman yang cewe pulang
ke penginapan mereka dan kami yang laki-laki langsung menuju tempat tidur,
karena hari ini sangat melelahkan bagi kami semua soalnya seharian jalan-jalan
terus.
Kemudian pada hari kelima (Jumat 14
September 2018), saya pagi-pagi sudah berangkat ke pantai maludin bersama
dengan bang Oji untuk menjemput pak H. Rustam dkk pulang dari mancing di laut
semalam. Pak H. Rustam dan kawan-kawan para dosen pendamping pada malam jumat
memang berangkat mancing ke laut bersama salah satu warga yang kebetulan
nelayan daerah pantai Maludin Temajuk. Banyak sekali ikan yang meeka dapat,
diantaranya kerapu dan lain-lain. Hari ini adalah ahri yang menyenangkan bagi
kami, karena hari ke lima ini kami membuat acara bakar-bakar ikan bersama.
Tidak berpanjang lebar lagi, setelah ikan-ikan hasil pancingan yang mereka
dapatkan itu di siangi (disangek dalam bahasa sambas) maka kami langsung
pulang ke penginapan. Setelah sampai di penginapan, mulailah pak Didi
memerintahkan kepada Randu, Rendi, dan Juharis untuk mempersiapkan peralatan
untuk membakar ikan. Dimulai dari mencari kayu bakar, pelepah kelapa untu
membuat tempat untuk membakar ikan, sedangkan yang cewe-cee nya disuruh membuat
bumbu untuk melengkapi kemantapan ikan yang akan dibakar.
Saya tidak ikut andil begitu lama bersama
teman-teman, karena saya selaku ketua kelompk 3 dan bang Oji berkunjungke balai
desa untuk pamitan untuk pulang serta mewakilkan teman-teman ketua kelompok
yang lainnya. Mengapa kami hari jumat sudah pamitan, karena keesokan harinya
yakni hari sabtu kantor desa tutup sehingga hari jumat itulah yang tepat untuk
pamitan pulang dan ucapan terimakasih kepada pihak pengurus desa yang telah
menerima kami sebagai tamu dan sekaligus meriset disana selama lebih kurang
satu minggu sejak kedatangan sampai pulang di hari sabtu besok.
Setelah urusan selesai dengan pihak desa,
saya dan bang Oji pun langsung pulang ke penginapan, pada saat saya dan bang
Oji sampai ikan bakar sudah hampir masak semua, dan moment itu tidak
disia-siakan. Saya ambil tongsis didalam tas saya dan kami abadikan moment itu
dengan mengambil gambar. Tak peduli saat itu sya sedang rapi-rapinya lengkap
dengan Al-Mamater kampus, wajar karena saat itu baru pulang dari balai desa.
Setelah ikan bakar masak, dan masakan ikan yang lainnya juga sudah siap, tiba
waktunya kami makan bersama-sama dengan lauk ikan hasil pancingan para dosen.
Setelah makan, kami masing-masing bersiap
untuk melaksanakan sholat jumat, masing-masing mengemaskan diri karena
berangkat sholat jumatnya bersama-sama ke masjid Jamiatul ummah dengan
menggunakan dua mobil. Setelah melaksanakan sholat jumat, kami pulang ke
penginapan dan istirahat siang. Hari ini kami para peserta yang dari kelompok 3
dan 2 serta dosen pendamping tidak lagi melakukan pemburuan data, akan tetapi
peserta yang lain kurang tau, kemungkinan juga sama.
Pada hari ini istirahat siang lumayan
panjang waktunya yaitu dari setelah sholat jumat sampai ke waktu ashar. Dan
ketika setelah sholat asar, kami semua berkunjung ke dermaga pantai Camar
Bulan, Temajuk. Di dermaga ini kami menghabiskan waktu untuk besantai-santai
dan mengambil foto sambil menunggu momen matahari tenggelam yang bahasa
kerennya sunset. Hari mulai gelap ketika momen itu tiba, kami semua pun pulang
lagi ke penginapan.
Sampai di penginapan saya langsung mandi
dan melaksanakan sholat maghrib. Setelah itu sambil menunggu waktu isya, saya
sempatkan untuk merapikan barang-barang yang akan dibawa pulang besok terutama
pakaian dan peralatan lainnya.
Pada mala mini, kami mengadakan briefing
terakhir, yang mana briefing kali ini kami diminta untuk menyampaikan
sistematika kerangka penulisan beserta abstrak dan latar belakang mengapa
menulis tentang judul yang kami pilih. Yaa.. seprti biasa, tidak semuanya yang
sudah mengerjakan pasri ada yang belum. Dan Alhamdulillah saat itu saya sudah
selesai membua abstrak tulisan dan latar belakangnya, sehingga ada bahan untuk
dilaporkan kepada dosen pembimbing. Selesai briefing, seperti biasa saya
istirahat untuk tidur karena besok harinya kami sudah kemas-kemas barang
perlengkapan karena kan pulang pada hari itu juga.
Hari keenam, persiapan pulang ke Pontianak,
Sabtu 15 September 2018. Dipagi hari yang sangat cerah, saya melihat
teman-teman sudah banyak mengeluarkan barang-barang unutk dibawa pulang. Saya
lihat dihalaman depan sudah ada bis yang datang menjemput untuk pulang.
Sepertinya bi situ sampai sejat tadi subuh. Saya juga tidak mau telat dalam
membereskan barang-barang, saya kemaskan satu per satu dan di teliti ada atau
tidak yang tertinggal. Setelah semuanya beres saya dan teman-teman langsung
menghampiri bis dan membawa barang-barang untuk dimuat ke atas bis. Ternyata
tidak lama kemudian, bis yang menjemput kami amblas di tempat, sehingga tidak
bisa jalan. Akhirnya pak Didid darmadi menyeuruh saya untuk mencari bantuan
truk yang dapat menarik Bis keluar dari amblas. Saya segera meminjam motor bang
Arianto tetangga tempat kami menginap, kemudian langsung menuju kearah
pertambangan. Dan Alhamdulillah dari jauh sudah saya lihat ada truk yang akan
melintas dengan motif warna hujau kuning di depan saya. Saya tidak lagi
menunggu waktu lama, sebelum truk tersebut masuk kelokasi pertambangan,
langsung saya cegat dan minta bantuan untuk bisa menarik bis yang sedang
amblas. Syukurlah sopir truk tersebut tidak buru-buru sehingga dia bersedia membantu
untuk menarik bis yang sedang amblas. Setelah truk datang, dan kami seua
membantu mendorong bis sambil ditarik oleh truk untuk keluar dari amblas di
tanah gambut. Lebih kurang satu jam kami berusaha mengeluarkan bis dari amblas
ban akhirnya bis dapat dikeluarkan dan bisa berjalan. Tentunya kami sangat
berterimaksih banyak kepada pak sopir Truk yang bersedia membantu kami. Saat
itu, tepat jam 09.30 kami semua kembali menaikna barang yang hendak dibawa
pulang keatas bis dan kami berpamitan kpada warga yang bertempat itnggal di
perumahan tersebut dan sambil meminta maaf jika banyak salah dan banyak
menyusahkan. Akhirnya kami semua menaiki bisa dan mulai berangkat pulang.
Dalam perjalanan pulang kali ini, sopir bis
tidak menggunakan jalur seperti saat berangka. Sopir bis memilih jalur yang
lumayan ekstrim, yakni melalui jalan
gunung sajingan. Dalam perjalanan ini, kami sangat menikmatinya walaupun
terkadang ada rasa ngeri dan takut karena ada bagian jalan yang lumayan curam
ketika turun gunung da nada yang agak tegak menanjak ketika menaiki gunung.
Alhamdulillah dalam perjalanan ini kami semuanya selamat sampai kepada alan
raya kota sambas.
Oleh karena lamanya perjalanan, setelah
tiba di Singkawang kami istirahat sholat makan di pasir panjang singkawang. Ditempat
yang sama saat kami berhenti ketika berangkat menuju temajuk. Setelah sholat,
makan, dan istirahat sejenak kami pun melanjutkan perjalanan sampai datangnya
malam ke Pontianak. Pada jam 20.10 bis sampai ke IAIN Pontianak. Setelah sampai
kami semua turun dari bis dan masing-masing mengambil barag bawaannya dan
dengan teliti aga tidak ada yang ketinggalan.
Saya pada saat itu setelah barang-barang
sudah lengkap, langsung menuju mahad Al-Jamiah IAIN Pontianak dan pulang ke
kamar. Seteah sampai ke kamar, saya langsung menyimpan barang-barang yang
dibawa didalam kamar. Setelah itu istirahat sejenak sambil mendinginkan badan.
Karena tidak baik juga ketika baru sampai dari berpergian langsung mandi.
Setelah badan ini trasa ringan dan tidak
panas lagi, brulah saya mandi dan setelah itu, mengemaskan barang-barang yang
masih berserakan dan meletakkna pad tempat nya. Setelah itu saya merasa sangat
kelelahan sehingga mta ini sangat mengantuk dan ingin tidur. Saya tidak tau jam
berapa saya tertidur pada saat itu. Tiba-tiba sudah datang waktu subuh,
akhirnya selesai juga tugas riset selama sau minggu di Temajuk.
Itulah
tadi kisah perjalanan singkat saya saat mengikuti kampung riset lima di desa
emajuk yang dilaksanakan oleh LP2M Kampus IAIN Pontianak. Perjalanan ini sangat
menyenangkan dan sangat memberikan manfaat yang luarbiasa. Saya sangat yakin
moment seperti ini tidak akan datang untuk yang kedua kalinya. Oleh sebab itu,
saya sangat berteimakasih kepada pihak LP2M kampus IAIN Pontianak yang telah
memberikan saya kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan kampung riset
2018. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat yang besar bagi peserta dan pihak
penyelenggara dan dapat dipulikasikan hasil riset yang telah diteliti oleh
teman-teman peserta yang saya anggap sangat luar biasa dalam menulis. Terakhir
dari cerita ini saya menyampaikan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik
oleh sebab itu, pengalaman ini akan selalu diingat dan dikenang sepanjang masa.
Komentar
Posting Komentar