TERATURNYA ALAM SEMESTA (tafsir Sains dan Teknologi)


Anang Bustami (11634002)
 anangbustami@gmail.com

MAKALAH TAFSIR SAINS DAN TEKNOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab petunjuk unruk manusia, ini sesuai pula dengan penegasan al-Qur’an: petunjuk bagi manusia, keterangan mengenai petunjuk serta pemisah antara yang hak dan batil. (QS. Al-Baqarah [2:] 185)
Dalam hal ini terdapat perselisihan antar para ulama tentang hubungan al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu sains. Dalam kitab Jawahir al-Qur’an, al-Ghazali menerangkan bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan yang kemudian, yang telah diketahui maupun belum, semua bersumber dari al-Qur’an. Namun, hal ini dibantah oleh al-Syathibi, beliau berpendapat bahwa para sahabat tentu lebih mengetahui al-Qur’an apa yang dicantumkan didalmnya, tapi tidak seorangpun dari mereka yang menyatakan bahwa al-Qur’an mencakup semua ilmu pengetahuan.
Menurut Quraish Shihab, membahas hubungan al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan bukan dinilai dengan banyaknya cabang ilmu pengetahuan yang tersimpul didalamnya, bukan pula dengan menunjukkan kebenaran teori-teori ilmiah. Tetapi, pembahasan hendaknya diletakkan pada proporsi yang lebih tepat sesuai dengan kemurnian dan kesucian al-Qur’an dan sesuai pula dengan logika ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dengan demikian pemakalah mencoba menjelaskan tentang hubungan al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan khususnya permasalahan tentang keteraturan Alam Semesta, yakni Tata Surya dan segala isi didalamnya. Dengan penjelasan yang akan kami paparkan mungkin akan sedikit membantu pembaca dalam memahami ayat yang berhubungan dengan keteraturan tata surya.
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Keteraturan Tata Surya dan Benda-benda Angkasa di Alam Semesta ?
2.      Bagaimana korelasi al-Qur’an dengan Penemuan Sains ?
3.      Bagaiama betuk susunan Tata Surya dalam Sains dan Al-Qur’an ?



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Keteraturan Tata Surya dan Benda-benda Angkasa di Alam Semesta
Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengelilingi planet, bintang dan bahkan galaksi memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing.
Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat, yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah Swt., pencipta selurus sekalian Alam. Tak kala merujuk kepada matahari dan bulan didalam Al-Quran ditegaskan yang mana bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
Didalam Al-Quran surah Al-Anbiya’ ayat 33 Allah Swt., berfirman :
uqèdur Ï%©!$# t,n=y{ Ÿ@ø©9$# u$pk¨]9$#ur }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur ( @@ä. Îû ;7n=sù tbqßst7ó¡o ÇÌÌÈ  
“dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya” (QS. Al-Anbiya’ [21] : 33)

Disebutkan pula dala QS. Yaasin [36] : 38 bahwa Matahari tidaklah diam tetapi bergerak dalam garis edar tertentu. Allah Swt., berfirman :
ß§ôJ¤±9$#ur ̍øgrB 9hs)tGó¡ßJÏ9 $yg©9 4 y7Ï9ºsŒ ãƒÏø)s? ̓Íyèø9$# ÉOŠÎ=yèø9$# ÇÌÑÈ  
“dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.” (QS. Yaasin [36] : 38)

Penemuan garis edar dilangit adalah fakta yang ditemukan Ilmuan pada abad Modern. Pada zaman Rasulullah Saw., zaman dimana belum sama, manusia mengetahui bulatnya bumi, Al-Quran telah jauh membicarakan langit dan kini telah 1.400 tahun kebenaran firman Allah Swt., saat akhirnya dibuktikan oleh ilmu Astronomi masa kini. Menurut penelitian Ahli Astronomi, matahari bergerak dengan kecpatan yang luar biasa yang mencapai 720.000 km/jam kearah bintang Vegat, dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Ateks ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 km dalam per hari.
Semua planet bersama matahari dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya semua bintang yang ada di Alam semesta berada didalam gerak serupa yang terencana. Sebagaimana komet-komet lain di Angkasa alam raya. Planet juga bergerak mengikuti orbit atau garis  edarnya yang telah ditetapkan.
Komet memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan benda-benda langit lainnya di keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edarnya msing-masing. Seperti yang dinyatakan dalam Al-Quran surah Adz-Dzariyat [51] : 7 ,
Ïä!$uK¡¡9$#ur ÏN#sŒ Å7ç6çtø:$# ÇÐÈ    
                   “demi langit yang mempunyai jalan-jalan[1415”(QS. Adz-Dzariyat [51] : 7)  
[1415] Yang dimaksud adalah orbit bintang-bintang dan planet-planet.

Ada sekitar 200 milliar galaksi di Alam semesta yang masing masing terdiri dari hampir 200 bintang, sebagian bintang-bintang ini memiliki planet dan planet-planet ini memiliki bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis edaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun masing-masing seolah berenang sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang  baginya.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang teritung dan terencana. Selama peredaran ini tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong garis lintasan yang lain atau bertabrakan dengan yang lainnya. Bahkan telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satupun dari bagian-bagian saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al-Quran diturunkan manusia tidak memiliki teleskop masa kini atau teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilo meter tidak pula pengetahuan fisika atau Astronomi modern tentunya saat itu tidaklah mungkin untuk menyatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa dipenuhi lintasan dan garis edar. Akan tetapi hal ini dinyatakan secara terbuka melalui Al-Quran.
Satu lagi fakta ilmiah telah terungkap menjadi bukti kebenaran Al-Quran  sebagai penguat keyakinan bagi kaum beriman dan bagi kaum yang mau berfikir.

B.     Korelasi al-Qur’an dengan Penemuan Sains
Merujuk pada QS. Yunus (10) : 5-6, Allah Swt berfirman :
uqèd Ï%©!$# Ÿ@yèy_ š[ôJ¤±9$# [ä!$uÅÊ tyJs)ø9$#ur #YqçR ¼çnu£s%ur tAÎ$oYtB (#qßJn=÷ètFÏ9
 yŠytã tûüÏZÅb¡9$# z>$|¡Åsø9$#ur 4 $tB t,n=y{ ª!$# šÏ9ºsŒ žwÎ) Èd,ysø9$$Î/ 4 ã@Å_ÁxÿムÏM»tƒFy$# 5Qöqs)Ï9
 tbqßJn=ôètƒ ÇÎÈ
   ¨bÎ) Îû É#»n=ÏG÷z$# È@ø©9$# Í$pk¨]9$#ur $tBur t,n=yz ª!$# Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ;M»tƒUy
 5Qöqs)Ïj9 šcqà)­Gtƒ ÇÏÈ
5. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak, Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
6. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa.[1]



Ø  Tafsir Mufrodat
منازل : ditetapkannya tempat-tempat.
قدّره : Allah menetapkan dan menjadikan matahari dan bulan lurus, hingga tidak melewati garis edarnya.
باالحقّ : dengan benar-benar, artinya Allah menjadikan matahari dan bulan bukan dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.
لأيت : berdasarkan bukti dan dalil-dalil serta tanda-tanda yang jelas.[2]

Ø  Tafsir Ayat
Firman Allah هُوَ الَّذى جَعَل الشّمس ضيآء والقمر نورا artinya, “Dialah yang memberikan sinar pada matahari dan bulan”. Yang diamaksud sianar matahari adalah siang, dan sinar bulan adalah malam. Jadi Allahlah yang mengatur dan menjadikan pergantian siang dan malam. , منازلقدّره Allah menetapkankan dan menjadikan tempat-tempat, tempat-tempat yang dimaksud adalah garis edar.
Dalam ayat قدّره hanya menyebutkan satu dhomir, padahal sebelumnya disebutkan bulan dan matahari, dalam hal ini menurut At-Thabari ada dua jawaban:
Pertama, هُ kembali pada bulan, bukan pada matahari, karena dengan terbitnya bukan sabit dapat mengetahui pergantian bulan dan tahun.
Kedua, penyebutan kata ganti salah satu, telah mencukupi keduanya. Seperti contoh ayat :
الله و رسوله احقّ ان يرضوه
“Padahal Allah dan Rasul-Nya Itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya”

Lafad  لتعلمواعددالسنين والحساب Allah menetapkan tempat bulan dan matahari agar manusia mengetahui jumlah tahun, permualaan atau berakhirnya. Allah memberi peringatan kepada hambanya akan hal-hal yang menjadi dalil tentang ketuhananNya, bahwa Dialah yang Maha Pencipta. Dalil itu terdapat pada pergantian siang dan malam, jika berakhir malam, maka siang yang menggantikannya begitu juga sebaliknya. Dalil lain menyatakan bahwa apa yang Allah ciptakan di langit, berupa matahari, bintang dan lain-lain. Merupakan keajaiban dimuka bumi yang menunjukkan adanya penciptaan yang tidak bisa disamai oleh apapun.
Dalam ayat diatas Allah SWT mengabarkan apa yang telah Dia ciptakan Nya, berupa tanda-tanda yang menunjukan kemampuan yang Maha Agung. Dia telah menjadikan matahari memancarkan sinar dan bulan bercahaya. Allah SWT menjadikan kekuatan matahari disiang hari dan bulan pada malam hari, Dia menempatkan bulan pada manjilah-manjilah atau posisi bagi perjalanan bulan, dimana pada awal kemunculannya nampak kecil kemudian cahayanya semakin bertambah, hingga menjadi sempurna bulatannya.setelah itu kembali mulai mengecil lagi hingga kembali kebentuk semula, pada waktu genap satu bulan.[3]
Tempat-tempat bulan itu sudah ditetapkan, jumlahnya 28 tepat sesuai dengan ilmu astronomi yang dikenal orang arab. Setiap malam bulan menempati satu tempat, lalu tersisa satu malam jika jumlah hari dalam malam itu berjumlah 29, atau dua hari jika jumlah hari di bulan itu 30. Kedua hari ini dinamakan lailah al-istisra’ (malam ketika bulan tertutup). Pada malam tersebut bulan tidak terlihat baik karena dia sudah masuk awal bulan berikutnya atau masih diakhir bulan yang sedang berlangsung.
Dalam ilmu astronomi klasik dikatakan bahwa matahari berada dilangit empat, sedangkan bulan berada di langit dunia. Mereka menjadikan berbagai planet , Matahari dan bulan berada di setiap tingkatan langit tertentu. Yaitu mulai dari langit paling atas Saturnus pada langit ke tujuh, Yupiter langit keenam, Mars langit kelima, matahari langit keempat, Venus langit ketiga, Merkurius langit kedua, dan Bulan berada di Langit dunia. Dan mereka menganggap bahwa matahari diam dan bulan mengitari bumi
Pendapat ini tidak sesuai dengan Firman Allah dan bukti sains kekinian, bahwa kesemua itu berada pada tempat edarannya (في فلك) masing masing yang telah tersusun rapi bukan berada di langit-langit, dan pernyataan diatas tidak dapat menjawab teori gerhana, dimana kita tahu terjadinya sebuah gerhana karena terhalangnya matahari dan bulan, akan terjadi gerhana matahari jika bulan menutupi matahari, dan akan terjadi gerhana bulan jika bumi menutupi matahari sehingga bulan tidak dapat bercahaya karena tidak adanya sinar dari matahari.[4]

C.    Susunan Keteraturan Tata Surya dalam Sains dan Al-Qur’an
Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan planet-planet, meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilingi matahari. Susunan tata surya terdiri atas matahari, delapan planet, satelit-satelit pengiring planet, komet, asteroid, dan meteorid. Benda langit yang berupa planet dan benda langit lainnya dalam mengelilingi matahari disebut revolusi. Sebagian besar garis edarnya (orbit) berbentuk elips. Bidang edar planet-planet mengelilingi matahari disebut bidang edar, sedangkan bidang edar planet bumi disebut bidang ekliptika. Selain berevolusi benda-benda langit juga berputar pada porosnya yang disebut rotasi, sedangkan waktu untuk sekali berotasi disebut kala rotasi.
Sebagsimana yang telah dijelaskan didalam Al-Quran Surah Yasin (36) : 38-40
ß§ôJ¤±9$#ur ̍øgrB 9hs)tGó¡ßJÏ9 $yg©9 4 y7Ï9ºsŒ ãƒÏø)s? ̓Íyèø9$# ÉOŠÎ=yèø9$# ÇÌÑÈ
tyJs)ø9$#ur çm»tRö£s% tAÎ$oYtB 4Ó®Lym yŠ$tã Èbqã_óãèø9$%x. ÉOƒÏs)ø9$# ÇÌÒÈ
Ÿw ß§ôJ¤±9$# ÓÈöt7.^tƒ !$olm; br& x8Íôè? tyJs)ø9$# Ÿwur ã@ø©9$# ß,Î/$y Í$pk¨]9$# 4 @@ä.ur Îû
 ;7n=sù šcqßst7ó¡o ÇÍÉÈ
38. dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.
39. dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua.
40. tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.[5]



Ø  Tafsir Mufradat
تجرى : berjalan
Berdassarkan zahir ayat ini, matahari berjalan secara subtansial, bukannya berjalan secara pandangan mata saja.
المستقر   :tempat peredaran
Yaitu tempat peredaran itu bersiafat makani dan zamani, dimana makani itu bisa kita artikan sebagai suatu jalur lintasan sedangkan zamani adalah waktu .
منازل :tempat-tempat
Tempat ini merupakan sebuah ketetapan dari Allah tentang tempat peredaran bulan, bulan beredar sebagaimana yang kita lihat, yaitu posisinya selalu berubah. Tanpa ketetapan ini bulan tidak akan terlihat berubah-ubah.
حتى عادك :sampai dia kembali
كالعرجون القديم : seperti pelepah tua
Yaitu seperti pelepah kurma jika ia mengering maka akan melengkung dan menguning, Allah menyerupakan bulan dengan pelepah tua yaitu bulan mengecil , melengkung dan berwarna kekuningan.
فلك : garis lingkaran
يسبحون :berjalan

Ø  Asbabun Nuzul
Dalam Hadits shohih dari Abu dzar ra diceritakan bahwa dia sedang bersama Nabi saw di masjid saat matahari terbenam. Nabi saw bertanya,”kamu tahu kemana matahari itu pergi?” Abu dzar ra menjawab, “Allah SWT dan Rasul-Nya lebih tahu,” Nabi saw bersabda ;
فانها تذهب وتسجد تحت العرش وتستأذن فذلك مستقرها
“Matahari itu pergi, bersujud dibawah Arsy, dan meminta ijin.itulah tempatnya bersemayam.” Kemudian nabi membaca ayat Yasin ayat 38 ini,[6]



a.      Matahari
Matahari merupakan pusat tata surya yang berupa bola gas yang bercahaya. Matahari merupakan salah satu bintang yang menghiasi galaksi Bima Sakti. Suhu permukaan matahari 6.000 derajat celsius yang  dipancarkan ke luar angkasa hingga sampai ke permukaan bumi, sedangkan suhu inti sebesar 15-20 juta derajat celsius.
b.      Bulan
Bulan merupakan benda langit yang mengitari bumi. Karena bumi mengitari matahari, maka bulan juga mengitari matahari bersamaan dengan bumi. Selain itu, bulan juga berputar pada porosnya sendiri. Dengan demikian bulan mempunyai tiga gerakan sekaligus. Benda-benda langit yang berada di dalam tata surya tersusun secara rapi
Selama bergerak benda-benda itu tidak saling bertabrakan. Hal itu terjadi karena adanya gaya gravitasi pada masing-masing benda langit. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan gerakan benda-benda langit teratur adalah gaya gravitasi.
c.       Bumi
Bumi menempati urutan ketiga terdekat dengan matahari. Ukuran besarnya hampir sama dengan Venus dan bergaris tengah 12.640 km. Jarak antara bumi dengan matahari adalah 149 juga km. Bumi mengadakan rotasi 24 jam, berarti hari bumi = 24 jam.
1.      Gerak Rotasi Bumi
Gerak bumi berputar pada porosnya disebut rotasi bumi. Arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari barat ke timur. Inilah sebabnya mengapa matahari terbit lebih dulu di Irian Barat dari pada di Jawa. Satu kali rotasi bumi menjalani 3600 yang ditempuh selama 24 jam.
2. Akibat rotasi bumi
a)      Adanya gerak semu harian dari matahari
b)      Pergantian siang dan malam
c)      Penyimpangan arah angin, arus laut
d)     Penggelembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi
e)      Timbulnya gaya sentrifugal
f)       Adanya dua kali air pasang naik dan pasang surut dalam sehari semalam
g)      Perbedaan waktu antara tempat-tempat yang berbeda derajat busurnya
3. Gerak revolusi dari bumi
Selama mengedari matahari ternyata sumbu bumi miring dengan arah yang sama terhadap bidang ekliptika. Kemiringan sumbu bumi ini besarnya 23 ½0 terhadap bidang ekliptika tersebut. Akibat dari revolusi bumi ialah :
Akibat dari revolusi bumi adalah :
a)      Pergantian empat musim
b)      Perubahan lamanya siang dan malam
c)      Terlihatnya rasi (konstelasi) bintang yang beredar dari bulan ke bulan[7]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan:
Al-Qur’an merupakan kitab petunjuk unruk manusia, ini sesuai pula dengan penegasan al-Qur’an: petunjuk bagi manusia, keterangan mengenai petunjuk serta pemisah antara yang hak dan batil. DALAM HAL INI Al-Quran juga banyak mengisyaratkan tentang tertibnya atau teraturnya Alam semesta ini diciptakan.
Selama jutaan tahun masing-masing planet dalam tata surya serta galaksi-galaksi yang ada di ruang Angkasa seolah berenang sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selama peredaran ini tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong garis lintasan yang lain atau bertabrakan dengan yang lainnya. Bahkan telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satupun dari bagian-bagian saling bersentuhan.
Waktu bukanlah benda materi yang berputar, akan tetapi waktu adalah masa yang berlalu. Perputaran waktu merupakan isyarat akan adanya perputaran alam semesta dan perputaran semua benda angkasa beserta satelit-satelit di dalamnya.
Semakin cepat atau semakin bertanbahnya kecepatan perputaran bumi mengelilingi porosnya di hadapan matahari akan menambah jumlah hari dan minggu dalam setahun dan mengurangi panjang hari. Tetapi hal ini tidak akan merubah pada jumlah bulan dan musim.
B.     Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih banyak memerlukan pembenahan. Oleh karena itu kami mengharap kepada segenap pembaca yang budiman untuk memberikan masukan baik berupa kritik maupun saran, baik secara lisan mapun secara tertulis. Kami akan dengan senang hati menerimanya. Harapan kami semoga makalah ini menjadi manfaat. Amin.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an in Word
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir at-Thabari. Terj. Anshori Taslim dkk. “Tafsir At-Thabari”. (Jakarta: Pustaka Azam, 2009)
Haryanto.”Ilmu Pengetahuan Alam” (Jakarta; Erlangga, 1999)
Shahih tafsir Ibnu katsir
Tafsir surat Yasin Ibnu utsaimin


[1] Al-quran in word
[2] Abu Ja’far Muhammad bin Jarir at-Thabari. Terj. Anshori Taslim dkk, Tafsir At-Thabari, (Jakarta: Pustaka Azam, 2009), hlm. 448.
[3] Shahih tafsir Ibnu katsir hal 363
[4] Tafsir surat Yasin Ibnu utsaimin hal 196
[5] Al-quran in word
[6] Tafsir surat Yasin Ibnu utsaimin hlm 183
[7] Haryanto. “Ilmu Pengetahuan Alam” (Jakarta:Erlangga:1999)

Komentar

  1. Mohon maaf jika ayat al-Quran nya dalam bentuk symbol, karena pas buat makalahnya pakai aplikasi al-Quran In Word.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LOGIKA BERFIKIR (MANTIQ) TA'RIF ATAU DEFINISI

MAKNA HADIS "MAN TASYABBAHA BIQAUMIN FAHUWA MINHUM" Kajian no Tekstual

ADAB DAN SYARAT MUFASSIR