CERDAS DALAM BERDAKWAH (Pelajaran berharga dari Ulama generasi awal dalam penyebarkan Islam di kawasan Nusantara)
CERDAS DALAM BERDAKWAH
(Pelajaran berharga dari Ulama generasi awal dalam penyebarkan Islam di
kawasan Nusantara)
Anang Bustami
Sejarah pertumbuhan jaringan antara para
menuntut ilmu dari Nusantara dengan banyak ulama Timur Tengah, khususnya
Haramyn melibatkan proses-proses historis yang amat kompleks. Jaringan
murid-guru yang tercipta diantara kamum Muslim baik dari kalangan penuntut ilmu
dan Ulama maupun muslim awam umumnya diantara kedua kawasan Dunia Muslim ini.
Merupakan buah dari Interaksi yang panjang diantara wilayah Muslim di Nusantara
dan Timur Tengah.
Untuk memahami secara akurat bentuk-bentuk
interaksi dan hubungan antara kedua wilayah ini, dan dinamika historis yang
terlibatdidalamnya, maka dapat kita telusuri dalam literatus sejarah perkembangan
awal Islam di Nusantara sambil melihat kaitannya dengan dinamika Islam yang
terjadi di Timur Tengah.
Azyumardi Azra dalam bukunya JARINGAN ULAMA
(2018: 2) menerangkan teori-teori kedatangan Islam ; dalam Penilaian Ulang,
Islam masuk ke Nusantara. Sejauh menyangkut kedatangan Islam ke Nusantara
terdapat diskusi dan perdebatan panjang diantara para ahli mengenai tiga
masalah pokok : tempat asli kedatangan Islam, para pembawanya, dan waktu
kedatangannya. Berbagai toeri dan pembahasan yang berusaha menjawab ketiga
masalah pokok ini jelas belum tuntas, tidak hanya karena kekurangannya data
yang dapat mendukung suatu teori tertentu, tetapi juga karena sifat sepihak dan
berbagai teori yang ada.
Sejumlah sarjana, kebanyakan asal Belanda,
memegang teori bahwa asal mula Islam di nusantara adalah Anak Benua India,
bukannya Persia atau Arabia. Sarjana pertama yang mengemukakan teori ini adalah
Pijnappel, ahli dari Universitas Leiden. Dia mengaitkan asal mula Islam di
Nusantara dengan wilayah Gujarat dan Malabar. Menurut dia adalah orang –orang
arab bermazhab Syafi’I yang bermigrasi dan menetap diwilayah India tersebut
yang kemudian membawa Islam ke Nusantara.
Teori tentang Gujarat sebagai tempat asal
Islam di Nusantara terbukti mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu. Ini
dibuktikan misalnya, oleh Marrison. Ia berargumen, meski batu-batu nisan yang
ditemukan di tempat-tempat tertentu di Nusantara boleh jadi berasal dari
Gujarat, atau berasal dari Bengal, seperti dikemukakan Fatimi itu tidak lantas
bahwa Islam didatangkan dari sana. Marrison mematahkan teori ini dengan
menunjuk kepada kenyataan bahwa pada masa islamisasi Samudra-pasai, yang raja
pertamanya wafat pada 698/1297 M,
Gujarat masih merupakan kerajaan Hindu. Barulah setahun kemudian (699/1298),
cambay, Gujarat ditaklukkan kekuasaan muslim.
Teori yang dikemukakan Marrison kelihatan
mendukung pendapat yang dipegang Arnold. Menulis jauh sebelum Marrison, Arnol
berpendapat bahwa Islam dibawa ke Nusantara antara lain juga dari Koromandel
dan Malabar. Ia mendukung teori ini dengan menunjuk kepada persamaan mazhab
fiqih diantara kedua wilayah tersebut. Mayoritas Muslim dinusantara adalah
pengikut mazhab Syafi’I, yang juga dominan di wilayah Coromandel dan Malabar,
seperti disaksikan oleh para Ibnu Bathuthah ketika ia mengunjungi kawasan ini.
Tetapi penting dicatat, menurut Arnold, Coromandel dan Malabar bukan
satu-satunya tempat asal Islam dibawa, tetapi juga di Arabia. Asumsi ini
menjadi lebih mungkin, kalau orang misalnya mempertimbangkan fakta yang
disebutkan sumber-sumber Cina, bahwa menjelang akhir perempatan ketiga abad
ke-7 seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab Muslim di
pesisir pantai Sumatra. Sebagian orang-orang arab ini dilaporkan melakukan
perkawinan dengan wanita local, sehingga membentuk sebuah komunitas muslim yang
terdiri dari orang-orang arab pendatang dan penduduk local. Menurut Arnol,
anggota-anggota komunitas muslim ini juga melakukan kegiatan penyebaran Islam.
Teori bahwa Islam juga dibawa langsung dari
Arabia juga dipengang oleh Crawfurd, walaupun ia menyarankan bahwa interaksi
penduduk Nusantara dengan kaum muslim yang berasal dari pantai timur india juga
merupakan faktor penting dalam penyebaran Islam di Nusantara.
Demikianlah, setelah mempertimbangkan
perubahan-perubahan utama dalam pandangan dunia rakyat di Nusantara yang
disebabkan kedatangan Islam, al-Attas menyimpulkan sebelum abad ke-17 seluruh
literature keagamaan islam yang relevan tidak terctat satu pengarang Muslim
India, atau karya-karya berasal dari India. Pengarang-pengarang yang dipandang
kebanyakan sarjana Barat sebagai berasal dari Arab atau Persia, dan bahkan apa
yang disebut sebagai berasal dari Persia pada akhirnya berasal dari Arab, baik
secara etnis maupun kultural. Nama-nama dan gelar-gelar para pembawa pertama
Islam ke Nusntara menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang Arab atau
Arab-persia. Terlepas dari masalah masalah yang ad dalam argument al-Attas ini,
yang jelas ia sangat menekankan bahwa islam di Nusantara berasal langsung dari
Arab.
Dari pendapat Al-Attas diatas, juga
didukung oleh histografi melayu, hikayat merong mahawangsa (ditulis setelah
1630), meriwayatkan bahwa seorang Syekh Abdul ALLAH AL-Yamani datang dari
Makkah ke Nusantara dan mengislamkan penguasa setempat, para mentrinya dan
penduduk Keddah.penguasa ini telah masuk islam dengan gelar sultan Muzhaffar
syah.
Tarsilah (silsilah )raja-raja Muslim dari
kesultanan Sulu di Filipina meriwayatkan cerita senada. Menurut sebuah
tarsilah, Islam disebarkan di wilayah ini pada paruh kedua abad ke-8/14 M,
orang arab bernama Syarif Awliya’ Karim al-Makdum, yang datang dari malaka pada
782/1380. Silsilah Sulu mengklaim, ia adalah ayah dari maulana malik Ibrahim,
salah seorang diantara “wali sanga” yang dipercayai mengislamkan pulau jawa.
Hunt, seorang pengembara Barat di Sulu pada masa itu menulis bahwa “seorang
Sufi datang dari mekkah, bernama Sayed Bapaki berhasil memasukkan hamper
seluruh penduduk kedalam agama Islam.
Mempertimbangkan riwayat-riwayatt yang
dikemukakan historiografi klasi ini, maka kita dapat mengambil empat tema
pokok. Pertama, islam dibawa langsung dari Arabia. Kedua, islam diperkenalkan
oleh para guru dan penyair peopesional, yakni mereka yang memang khusus
bermaksud menyebarkan Islam. Ketiga, yang mula-mula masuk islam adalah penguas.
Keempat, kebanyakan para penyebar islam masuk ke Nusantara pada abad ke 12
dana13.
Dari penjelasan diatas, maka telah jelas
kita ketahui bahwa persebar luasan Islam dinusantara itu memang benar-benar
berasal dari arab dan dibawa oleh tokoh sufi (tasawuf) dari Makkah yang mana
banyak sekali mengislamakan penduduk Nusantara.
Ini kemudian juga ditegaskan lafi dalam
buku Jaringan Ulama karya Azyumardi Azra, hal-15 mengatakan bahwa, Para Sufi
ini berhasil mengislamkan sejumlah besar penduduk Nusantara setidaknya sejak
abad ke-13. Faktor utama keberhasilan konversi adalah kemampuan para Sufi
menyajikan Islam dalam kemasan aktraktif, khususnya dengan menekankan
kesesuaian dengan Islam atau Kontinuitas, ketimbang perubahan dalam kepercayaan
dan praktik keagamaan local. Dari penjelasan ini, penulis menjadi sangat yakin
bahwa KECERDASAN Ulama Sufi (tasawuf) dalam menyebarkan islam dengan penuh
kelembutan dan kekeluargaan. Sebagai contoh kecilnya, sebuah paket ibadah
sholat, yang mana para sufi mengajarkan bahwa tugas imam itu tidak hanya
sebatas memimpin sholat. Akan tetapi sekaligus memimpin dzikir, wirid setelah
sholat kemudian berdoa bersama-sama lalu ditutup dengan saling bersalaman
dengan pola melingkar dari satu jamaah kepada imam dan jamaah lain juga mengikuti.
Dari proses ini sangat Nampak bahwa islam itu indah dan menjaga Ukhwah,
sehingga penyebaran Islam pada saat itu sangat mudah diterima oleh masyarakat
Nusantara.
Dengan menggunakan tasawuf sebagai sebuah
katagori Islam literature dan Sejarah Melayu-Indonesia, Johns memeriksa
sejumlah sejarah local untuk memperkuat hujjahnya. Menurut Johns, banyak sumber
lokal mengaitkan pengenalan Islam ke kawasan ini dengan guru-guru pengembara
dengan karakteristik Sufi yang kental.
memandang dari Perspektif lebih luas ini,
orang akan lebih memahami proses konversi dan Islamisasi Nusantara. Jelas
terdapat sejumlah faktor yang berkaitan satu sama lain, yang memengaruhi
seluruh proses yang ada.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca sekalian. Aamiin
Wallahu a’lamu bissawab
Look at the way my pal Wesley Virgin's report launches in this SHOCKING and controversial video.
BalasHapusAs a matter of fact, Wesley was in the army-and shortly after leaving-he discovered hidden, "mind control" secrets that the government and others used to obtain whatever they want.
These are the same tactics many celebrities (especially those who "come out of nothing") and the greatest business people used to become rich and famous.
You've heard that you utilize only 10% of your brain.
That's because most of your BRAINPOWER is UNTAPPED.
Perhaps that conversation has even occurred INSIDE OF YOUR own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head seven years back, while riding a non-registered, beat-up bucket of a car with a suspended license and with $3 on his debit card.
"I'm so frustrated with living paycheck to paycheck! Why can't I turn myself successful?"
You've been a part of those those types of thoughts, isn't it right?
Your very own success story is waiting to start. All you need is to believe in YOURSELF.
Learn How To Become A MILLIONAIRE Fast